1.PEMILIHAN
LOKASI BISNIS RITEL DALAM AREA PERDAGANGAN
PEMILIHAN
LOKASI BISNIS RITEL
Pemilihan
lokasi ritel adalah sebuah keputusan yang sangat strategis sekali lokasi
dipilih, pemilik ritelharus menanggung semua konsekuensi dari pilihan tersebut.
Sebagai contoh
sebuah ritel makananmempertimbangkan lokasi toko di area yang masih baru.
Pemilik ritel memilih dua tempatbersebrangan dengan toko lain atau
menempati lokasi yang benar-benar baru dengan pesaing tokomakanan lainnya. Dalam membuat keputuan
mengenai pemilihan lokasi,seharusnya pemilik ritel memikirkan dalam
tiga tingkatan yaitu daerah,area perdagangan,dan tempat yang
lebih spesific.
1.
Daerah merujuk pada suatu negara,
bagian dari suatu negara,kota tertentu.
2.
Area perdagangan adalah
area geografis yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan
sebuah toko,mungkin bagian dari sebuah kota,atau dapat meluas diluar batas-batas kota
tersebut,tergantung pada tipe-tipe toko, dan intensitas dari para pelanggan potensial di
sekitarnya.
3.
Tempat yang lebih
spesific dan khusus.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Permintaan Suatu Wilayah Atau Area
Perdagangan
Wilayah-wilayah terbaik
dan area-area perdagangan adalah tempat-tempat yang dapat menghasilkan permintaan
tertinggi atau penjalan untuk sebuah ritel. Meskipun analisis wilayah berbeda dengan analisis
area perdagangan, karena perbedaan luas areanya namun biasanya terdapat faktor-faktor
yang tidak banyak berbeda yang membuat suatu wilayah atau area perdagangan menarik
untuk dipilih. Untuk menaksir permintaan secara keseluruhan dalam suatu wilayah atau pasar
atau perdagangan, analisis ritel harus mempertimbangkan:
1. Skala Ekonomi Versus Kanibalisasi
Sebuah ritel seharusnya
memilih lokasi terbaik dalam suatu area perdagangan, tetapi kebanyakan waralaba atau
chaines mengarah pada sebuah area dengan sebuah jaringan pertokoan. Skala dari
promosi dan distribusi ekonomi bisa lebih mudah dicapai dengan lokasi berganda atau multiple.
Contohnya biaya memasang seubuah iklan di koran untuk sebuahritel dengan
20 toko dalam suatu area akan sama besarnya dengan biaya iklan yang dikeluarkan
untuk ritel yang hanya memiliki 1 toko. Dengan demikian perlu dipikirkan
berapa jumlah toko yang terbaik untuk didirikan dalam suatu area
tertentu. Dengan ini sebaiknya ritel akan terus membuka
toko cabang selama margin pendapatan kembali yang tercapai dengan membuka sebuah
toko baru lebih besar daripada biaya marginal. Dengan membuka banyak
toko dalam area perdagangan yang sama,dapat menjadi solusi terhadap toko yang
kinerjanya kurang baik.
2. Demografi dan Karakteristik Gaya Hidup
Beberapa ritel, seringkali mengambil keputusan
untuk masuk dalam pusat perbelanjaan yang baru untuk
mengantisipasi terjadinya permintaan yang cukup besar disekitar area pinggiran. Karakteristik gaya
hidup dari populasi mungkin relevan pula untuk dipahami dalam menentukan lokasi
ritel.dengan ini dapat dikatakan bahwa penetapan lokasi tergantung pada sasaran atau target
pasar yang dikejar oleh ritel.
3. Iklim Bisnis
Kecenderungan pekerjaan konsumen pada pasar
sasaran ritel karena pekerjaan tertentu identik dengan
penghasilan yang tinggi dan biasanya mempunyai daya beli yang tinggi. Halini
berguna untuk area mana yang bertumbuh dengan cepat. Analisis lokasi ritel
harus menentukan pula bagaimana pertumbuhan yang akan
berlanjut dan bagaimana hal tersebutakan mempengaruhi permintaan atas
barang dagangan mereka. Bila pertumbuhan tidak terdiverifikasikan
kedalam sejumlah industri maka area tersebut mungkin akan menjadi areayang
kurang menguntungkan sebagai akibat siklus trend yang terus menurun dan merugikan.
4. Kompetisi
Akan mempengaruhi permintaan atas barang
dagangan ritel tingkat kompetisi bisa dirinci sebagai berikut:
a. Tingkat kompetisi yang telah mengalami kejenuhan Sebuah area perdagangan
yang jenuh (saturated
trade area) menawarkan kepadakonsumen sejumlah pilihan
barang dan jasa yang cukup, tetapi memungkinkan
ritel untuk terus berkompetisi dalam mendapatkan
keuntungan. Hal ini terjadi karena konsumen tetap tertarik
pada area ini, disebabkan terjadinya banyak pilihan toko maupun barang dagangan.
b. Tingkat kompetisi yang kurang Strategi yang lain
adalah menemukan lokasi area perdagangan yang kurang toko (understore
trade area) artinya sebuah area yang
hanya terdapat sedikit toko yang menjual suatu barang atau jasa
yang spesific untuk memenuhi kebutuhan populasi.
c. Tingkat kompetisi yang berlebih Area perdagangan dengan
toko yang berlebihan
(overstore trade area) yaitu memiliki banyak toko yang menjual
barang secara spesifik dan tidak banyak bisa di bedakan oleh konsumen dalam populasi
tersebut.
5. Masalah - Masalah Lokasi Secara Global
Ritel perlu untuk mengambil keputusan
pada sebuah wilayah, yaitu sebuah area perdagangan dan lokasi
yang spesifik. Ritel masih perlu untuk mengamati karakteristik dan tingkat persaingan
maupun pola lalu lintas disekitar lokasi tersebut. Hal yang
membuat keputusan lokasi global menjadi lebih
sulit dan menarik secara potensial adalah bahwa mereka yang bertanggung
jawab dalam mengambil keputusan ini adalah mereka yang tidak bisa dengan nuansa
daripada masalah lokasi asing dibandingkan dengan masalah yang sama negara asalnya.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Daya Tarik
Sebuah
Lokasi
Masalah-masalah yang membuat suatu lokasi
tertentu memiliki daya tarik secara spesifik akan mengamati keuntungan
aksesibilitas lokasi dan keuntungan secara lokasi sebagai pusatnya. Penjelasan kedua masalah
tersebut:
1. Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi
konsumen untuk datang atau masuk dan keluar dari
lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap yaitu:
a. Analisis makro mempertimbangkan area perdagangan primer,seperti
area dua hingga tiga mil di sekitar lokasi tersebut dalam
kasus sebuah supermarket atau took obat.
b. Analisis mikro berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi
seperti visibilitas arus lalulintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau
jalan keluar.
2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat setelah aksesibilitas
pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi lokasi didalamnya,hal ini
disebabkan lokasi yang lebih baik memerlukan biaya yang lebih ritelharus
mempertimbangkan kepentingan mereka. Contohnya: dalam wilayah pusatperbelanjan
lokasi yang lebih mahal adalah lokasi yang mendekati supermarket. Toko minuman beralkohol atau
sebuah toko bunga yang mungkin menarik pembeli yang tergerak hatinya dan
seharusnya dekat dengan supermarket. Pada intinya konsumen ingin berbelanja dimama
mereka menemukn sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.
Memperkirakan
Permintaan Untuk Sebuah Lokasi Yang Baru
Pemilik
ritel memperkirakan permintaan untuk lokasi yang baru dengan menetapkan area perdagangannya
dan kemudian memperkirakan seberapa banyak uang yang di keluarkan oleh konsumen
dalam area perdagangan dan faktor yang di pertimbangkan ketika menetapkan
batas-batas area perdagangan dengan menjelaskan tipe-tipe informasi dan
teknik-teknik yang digunakan oleh para pemilik ritel untuk
memperkirakan permintaan. Area perdagangan Adalah area geografis
yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan dari sebuah toko. Area
perdagangan dibedakan kedalam 3 zona yaitu:
1. Zona primer adalah area geografis dari mana toko atau pusat
perbelanjaan tersebut mendapatkan 60% dari
pelangganya.
2. Zona sekunder adalah area geografis dari kepentingan sekunder
dalam tngkat penjualan pelanggan, yang menghasilkan sekitar
20% dari penjualan sebuah toko.
3. Zona tersier termasuk para pelanggan yang kadang berbelanja
ditoko atau pusat berbelanja tersebut.Faktor-faktor Yang
Mendefinisikan Area-Area Perdagangan.
Cara lain melihat pada bagian tipe toko
mempengaruhi ukuran dari sebuah area perdagangan adalah tipe toko ini apakah
merupakan toko tujuan apakah toko parasit. Toko tujuan adalah toko dimana barang dagangan, pemilihan, presentasi, penetapan harga atau
tampilan-tampilan unik lainnya bertindak sebagai magnet
untuk pelanggan. Sedangkan toko parasit adalah toko yang tidak menciptakan
lalulintasnya sendiri dan area perdagangannya ditentukan oleh para pemilik
ritel yang dominan dalam pusat
perbelanjaan atau area ritel. Penandaan pelanggan Tujuan dari penandaan
pelanggan adalah untuk menandai,melacak tempat pelanggan dari sebuah toko atau pusat
perbelanjaan. Sensus per 10 tahun adalah sebuah informasi yang
lengkap untuk membuat keputusan-keputusan lokasi.
Metode
Pengukuran Permintaan
Pendekatan Analog Pendekatan analog dapat
juga disebut dengan pendekatan toko yang serupa. Dalam menggunakan pendekatan ini peritel
harus mampu menggambarkan karakteristik area perdagangan terbaik bagitoko
dan menggunakannya informasi tersebut dalam menemukan lokasi
lain. Misalnya toko A sukses di daerah perdagangan
delta plaza, maka pendekatan analogi digunakan untuk mengukur permintaan di area
perdagangan royal plaza yang memiliki karakteristik relatif sama dengan delta plaza dimana toko B
dibuka. Pendekatan analog di bedakan dalam 3 tahap yaitu:
1.
Area perdagangan
sekarang ditentukan dengan menggunakan teknik penandaan pelanggan.
2.
Berdasarkan pada
intensitas pelanggan pada toko, zona-zona primer, sekunder, dantersier di tentukan.
3.
Karakteristik dari toko
yang ada sekarang dicocokan dengan lokasi-lokasi toko baruyang potensial untuk
menentukan tempat terbaik.
Analisis Regresi Analisis regresi adalah
sebuah metode umum dari pendefinisian area perdagangan ritel yang potensial untuk jaringan
ritel yang lebih besar dari 20 toko. Langkah-langkah dalam
pendekatan analog yaitu:
1.
Area perdagangan
sekarang ditentukan dengan menggunakan teknik penandaan pelanggan.
2.
Zona primer, sekunder, dan tersier ditentukan
dengan memplot para pelanggan pada peta
3.
Mencari data
4. Membuat kesamaan regresi dengan bantuan
perangkat lunak
Dengan menggunakan paket statistik yang
dibakukan, 3 langkah diikuti untuk mengembangkan persamaan ganda yaitu:
1. Memilih ukuran
pelaksanaan yang tepat,seperti penjualan perkapita atau saham pasar.
2. Memilih sebuah
variabel yang dapat berguna dalam meramalkan pelaksanan.
3. Memecahkan
persamaan regresi dan menggunakannya untuk meramalkan pelaksanaan.
tempat-tempat masa depan.Garis regresi
dihasilkan dar persamaan:
Penjualan
= a + b1.x1
Dimana: A= konstan yang
dihasilkan dari program regresi, a juga mendefinisikan dimana garis regresi memotong sumbu y dan
karenanya juga dikenal dengan perpotongan sumbu y.
B1= angka yang dihasilkan dari program
regresi yang mendefinisikan hubungan antara penjualan dengan variabelnya, juga
kemiringan dari garis regresi.
X1= variabel prediktor (untuk populasi 0 hingga
3 mil)
2.SITEM
INFORMASI DAN JARINGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM BISNIS RITEL
Pada
umumnya peritel dapat memperoleh suatu keuntungan yang strategis melalui
manajemen jaringan persediaan. Manajemen jaringan persediaan atau suply shain
managemen (SCM) adalah proses penyatuan bisnis dari pemakai akhir melalui para
penyalur asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan, dan informasi untuk
menambah nilai pelanggan.
Keunggulan
Strategis Yang Diperoleh Melalui Manajemen Jaringan Persediaan
Manajemen jaringan
persediaan adalam proses penyatuan bisnis dari pemakai akhir melalui para penyalur
asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan dan informasi untuk menambah nilai
pelanggan. Ritel merupakan mata jaringan yang paling utama dalam jaringan
persediaan karena ritel yang akan beinteraksi secara langsung dengan konsumen
akhir. Mereka menghubungkan pelanggan akhir dengan penjual yang menyediakan
barang dagangan.
Terkait dengan posisi peritel dalam jaringan persediaan,
peritel juga merupakan posisi yang unik untuk mengumpulkan inforrmasi pembelian
pelanggan. Informasi ini dapat dimiliki bersama dengan para pemasok untuk
merencanakan produksi, promosi, distribusi, dan tingkat persediaan yang sesuai
kebutuhan.
Meningkatkan
Ketersediaan Produk
Suatu jaringan persediaan yang efisien mempunyai dua
manfaat untuk pelanggan yaitu:
1.
Untuk memenuhi kepentingan
dalam memenuhi persediaan barang dagangan yang mempunyai sifat cepat habis.
2.
Memenuhi kebutuhan
pelanggan terhadap pilihan barang dagangan sesuai dengan apa yang pelanggan
inginkan.
Manfaat
ini akan dirasakan pula pada penjualan yang lebih besar, perputaran persediaan yang
lebih tingg, dan berdampak pula pada persediaan yang lebih tinggi, dan
berdampak pula terhadap penentuan dalam menetapkan mark down untuk ritel.
Meningkatkan
Return On Invesment
Suatu sistem informasi dan rantai pasokan tang efisien
dapat meningkatkan laba bersih, dimana pada waktu yang bersamaan mengurangi
aktiva total. Penjualan bersih dapat meningkatkan dengan menyediakan untuk
pelanggan pilihan produk yang lebih baik. Semua ini memungkinkan untuk
dilakukan oleh ritel dengan dukungan gudang gudang data pelanggan yang baik.
Arus
Barang Dagangan Secara Logistik
Logistik adalah bagian dari keseluruhan proses jaringan
suplai barang yang direncanakan, diimplementasikan, dan dikendalikan secara
efisien dan efektifndalam bisnis ritel.termasuk aktivitas penyimpanan
barang-barang dagangan, jasa, dan informasi yang terkait dari titik asal hingga
titik konsumsi dalam rangka memenuhi keputusan pelanggan.
Pusat
Distribusi
Untuk secara penuh memahami
fungsi logistik didalam suatu organisasi ritel. Maka perlu memahami peran yang
di jalankan oleh pusat distribusi. Pusat distribusi melaksanakan berbagai
fungsi unuk mengoordinasikan berbagai aktivitas yang terkait dengan
barangdagangan.
Manajemen
Transprtasi Masuk
Walaupun banyak pabrikan membayar biaya transportasi,
beberapa ritel merundingkan dengan produsen untuk mengoordinasikan biaya ini.
Hal ini dapat dilakukan secara langsung dengan perusahaan transportasi atau
ekspedisi dan memperkuat posisi tawar reitel dengan mengoordinasikan pengiriman
barang dagangan dari banyak produsen (tidak terbatas hanya berasal dari satu
produsen).
Mendapatkan
Barang Dagangan Secara Langsung
Barang
dagangan yang siap pakai adalah barang dagangan yang siap ditempatkan pada area
pejualan. Jadi barang dagangan yang dinilai siap akan memerlukan tiket sebagai
tanda masuk, harus mengacu pada identifikasi harga dan label yang memudahkan
menempatkan barang dagangan tersebut jika barang dagangan tersebut sudah
dipajang diarea penjualan.
Pengiriman
Barang Dagangan ke Toko
untuk memilih sistem
distribusi apakah pusat distribusi harus ke toko, ritel harus mempertimbangkan
total biaya yang berhubungan dengan alternatif masing-masing. Misalnya
membandingkan dan mempertimbangkan saran pelanggan dengan orientasi
terpenuhinya barang dagangan yang diinginkan ketika pelanggan berkunjung pada
toko.
Membalikkan
Fungsi Logistik
Adalah arus balik dari
barang dagangan yang sudah sampai dari saluran distribusi, pusat distribusi,
toko dan vendor dikembalikan ke pelanggan. Untuk sistem fungsi logistik sendiri
tidak mudah dan sangat mahal.
3. ASPEK KEUANGAN BISNIS RITEL
Saat
ini, penggunaan Teknologi Informasi di perusahaan semakin meningkat tidak hanya
untuk proses operasional sehari-hari, tetapi sudah pada proses membantu pengambilan
keputusan. Bahkan, pada beberapa sektor industri, ketergantungan terhadap
Teknologi Informasi sudah sangat besar seperti pada sektor perbankan dan
keuangan. Namun demikian, perusahaan juga tidak bisa secara gegabah
mengeluarkan investasi untuk implementasi Teknologi Informasi, karena tentu
saja harus memperhitungkan cost dan benefit yang dihasilkannya. Oleh karena
itu, perusahaan membutuhkan semacam blue print yang sering disebut sebagai IT
Master Plan sebagai dasar perusahaan dalam melakukan implementasi Teknologi
Informasi. IT Master Plan pada intinya berisi rencana strategis perusahaan
dalam mengimplementasikan dan membangun sistem informasi di Perusahaan. Di
dalamnya berisi pedoman kebutuhan sistem informasi seperti apa yang diperlukan
perusahaan. Maka ditinjau dari aspek keuangan, langkah awal yaitu dimulai
dengan melakukan kajian biaya dan
manfaat atau yang lebih dikenal sebagai “cost and benefit analisis”.
Pada
masa-masa awal perkembangan komputer di dunia bisnis, memang sejumlah praktisi manajemen
merasa “cukup puas” dengan penggunaan instrumen analisa keuangan seperti ROI
(Return On Investment) dalam memperbandingkan biaya dan manfaat. Hal ini
disebabkan karena pada saat itu, “value” atau manfaat yang diberikan oleh
komputer bagi dunia bisnis masih terbatas pada peningkatan efisiensi proses
kerja atau penggunaan sumber daya. Karena formula matematis perhitungan efisiensi
tersebut cukup mudah dengan memperbandingkan output dan input dari sebuah
proses tertentu, maka dapat dilakukan komparasi antara kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah aplikasi diterapkan. Selisih tingkat efisiensi itulah yang
kemudian dianggap sebagai manfaat yang diperoleh perusahaan karena perbedaannya
dapat dengan mudah dikonversikan ke dalam satuan finansial seperti mata uang
rupiah atau dolar. Maka ROI dapat dengan mudah dihitung dengan cara
membandingkan hasil perhitungan tersebut dengan total biaya investasi
pengembangan aplikasi yang dikeluarkan.
Ketika
ritel memutuskan struktur organisasi bentuk organisasi dan perencanaan
manajemen sumberdaya manusianya, maka ritel harus mengkonsentrasikan diri pada
masalah manajemen operasional ritel.
Efisiensi
dan efektivitas operasional manajemen ritel akan sangat dipengaruhi oeh
kebijakan dan keputusan yang diambil oleh ritel dalam memuaskan banyak pihak
yaitu pelanggan, karyawan, manajemen, maupun pemilik modal.
Metode
dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada penjualan dan
akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan ritel. Oleh karena
itu keputusan dibidang keuangan juga merupakan hal yang penting dalam bisnis
ini. Keputusan keuangan adalah komponen integral pada setiap aspek strategi
ritel. Pada bab ini, didiskusikan bagaimana ritel mengembangkan strategi untuk
mempertahankan keuntungan bersaing dan sekaligus melihat sarana keuangan yang
digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi pengelolaan kinerja secara
keseluruhan. Model Keuntungan Strategis, Setiap ritel menginginkan kesuksesan
dalam hal keuangan. Salah satu tujuan keuangan yang penting adalah untuk
mencapai imbal hasil atas asset (return on asset) ROA yang tinggi. Contohnya,
sebuah perusahaan ritel global menginvestasikan Rp. 174 miliar dalam membangun
tokonya dan membeli barang-barang dagangan yang disiapkan untuk dijual. Di
akhir tahun, perusahaan ritel tersebut meraup keuntungan sebesar Rp. 33 miliar,
yang berarti menyumbangkan hasil sebesar 19 % dibandingkan dengan investasinya
(Rp. 33 miliar : Rp. 174 miliar). Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut:
Rasio Imbal Hasil Atas Aset
(ROA) = Totalaset/Lababersih
ROA
dapat dibagi menjadi dua, yaitu alur laba (profit path) yang diukur oleh margin
laba bersih dan alur perputaran laba yang dikukur oleh perputaran asset.
Margin laba bersih (net
profit margin) adalah seberapa besar keuntungan (setelah pajak) yang didapat perusahaan
dibagi penjualan bersihnya. Sedangkan perputaran
aset (asset turnover) dapat juga digunakan untuk mengukur produktivitas
aset yang diinvestasikan dalam perusahaan, biasanya dihitung dengan membagi laba
bersih dengan total aset. Sedangkan return on asset dapat diperoleh dari rumusan
di bawah ini:
Keuntungan Bersih X
Perputaran Asset = Return on Asset
KeuntunganBersih/PenjualanBersih
X PenjualanBersih/TotalAset =
Keuntungan Bersih/TotalAset
Salah
satu cara untuk menjelaskan keberhasilan keuangan dalam lingkup bisnis ritel
adalah dengan memberi para pemilik modal perusahaan hasil atau pengembalian
yang baik atas investasi mereka.
Meskipun
ritel mengejar tujuan keuangan yang sama, ritel dapat menggunakan strategi yang
berbeda dalam mencapai keuntungan tersebut.
Alur
Keuntungan
Informasi
yang digunakan untuk menganalisis alur keuntungan dapat berasal dari laporan
laba rugi sebuah perusahaan ritel. Beberapa komponen utama dalam laporan laba
rugi adalah sebagai berikut:
v Penjualan
bersih
Pemahaman
penjualan bersih (net sales) dapat diketahui dari jumlah tolal rupiah yang
diterima oleh ritel setelah dikurangi semua pembayaran kembali pada konsumen
untuk barang-barang yang dikembalikan.
Penjualan bersih = Jumlah
penjualan kotor - Retur penjualan - Potongan penjualan
Retur
penjualan (sales return) mewakili nilai barang-barang yang dikembalikan
konsumen karena barang-barangnya rusak, tidak sesuai, dan sebagainya. Penjualan
bersih merupakan ukuran pengelolaan yang penting dalam bisnis ritel karena
penjualan bersih menunjukkan tingkat kegiatan dari barang dagangan.
v Margin
laba kotor
Margin
laba kotor (gross profit margin) adalah ukuran penting dalam binis ritel.
Berikut adalah cara menghitungnya:
Margin
laba kotor = Penjualan bersih – Harga pokok penjualan
Margin
laba kotor juga diperoleh dari persentase penjualan bersih sehingga ritel dapat
membandingkan (1)
pengelolaan dari berbagai tipe barang (antar kelompok barang dagangan) dan (2)
pengelolaan barang dari satu riel dibandingkan dengan pengelolaan ritel-ritel
lain.
v Beban
Beban
(expenses) adalah biaya yang terjadi dalam aktivitas normal yang dilakukan
dalam bisnis untuk mendapatkan penghasilan. Beberapa beban dapat dikategorikan
sebagai berikut:
Beban
penjualan = Gaji staf penjualan + Komisi + Manfaat
Beban
umum = Sewa + Utilitas + Beban lain-lain
Beban administrasi = Gaji
semua karyawan selain tenaga penjualan + Beban operasi kantor +
Administrasi beban
pembelian lain
Sedangkan beban operasi
(operating expenses) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
menjalankan bisnis untuk
memperoleh pendapatan. Satu kategori biaya pengeluaran adalah biaya biaya pengoperasian.
Kedua adalah biaya modal, yaitu biaya untuk segala inventaris sampai
pembelian lokasi toko baru.
v Keuntungan
Bersih
Keuntungan
bersih (net profit) adalah ukuran pengelolaan perusahaan keseluruhab.
Keuntungan bersih dapat diperoleh sebelum atau sesudahpajak.
Keuntungan bersih = Margin
kotor - Beban
Alur
Perputaran
Informasi
yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (turnover path)
perusahaan adalah pos-pos yang berasal dari neraca saldo, seperti asset,
kewajiban, dan sebagainya. Aset atau
aktiva (asset) adalah sumber-sumber
ekonomi (seperti inventaris atau perlengkapan perlengkapan toko) yang dimiliki
atau dikontrol oleh perusahaan sebagai hasil transaksi atau peristiwa, sedangkan
kewajiban (liabilities) adalah segala kewajiban perusahaan untuk membayar tunai
atau sumber-sumber ekonomi lain sebagai hasil dari keuntungan-keuntungan masa
lalu, sekarang, atau keuntungan masa depan.
Aktiva
Lancar
Aktiva
Lancar (current assets) adalah asset-aset yang bias diubah menjadi uang dalam
waktu satu tahun.
Piutang usaha + Persediaan
barang dagangan + Aktiva lancar lain + Kas = Aktiva Lancar
Piutang Usaha
Piutang
usaha (account receivable) ini penting bagi beberapa ritel. Contoh, investasi
Wal-Mart pada uang yang diterima jauh lebih kecil dari pada Tiffany karena
kecenderungan yang tinggi dari konsumen Wal-Mart untuk membayar tunai atau
menggunakan kartu kredit pihak ketiga, seperti Visa atau MasterCard.
Persediaan
Barang Dagangan
Persediaan
barang dagangan (merchandise inventory) adalah sumber hidup ritel. Sebagai
contoh, persediaan mencakup kira-kira 27,10 % dari total asset Wal-Mart dan
37,53% dari total asset Tiffany. Meskipun demikian, terdapat pengecualian yaitu
pada ritel-ritel layanan seperti hotel, salon kecantikan, dan lain-lain yang
biasanya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit persediaan barang.
Kas
dan Aktiva Lancar Lainnya
Kas
terdiri atas uang tunai, simpanan dan rekening di bank, surat-surat berharga
yang dapat diperjual belikan, dan piutang usaha, sedangkan aktiva lancar
lainnya meliputi berbagai pengeluaranmaupun ongkos kirim yang belum dibayarkan
oleh pelanggan.
Aktiva
Tetap
Asset-saset
tetap (fixed assets) adalah asset yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun
untuk mengubahnya menjadi tunai. Dalam bisnis ritel, aktiva tetap biasanya
terdiri atas bangunan, perabotan, dan peralatan.
Aktiva tetap = biaya
perolean aktiva - depresiasi
Perputaran
Aktiva
Perputaran
aktiva (asset turn over) adalah ukuran pengelolaan keseluruhan dari bagian
asset pada neraca saldo. Perputaran aktiva ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi dan membandingkan seberapa efektif para manajer menggunakan
asset-asetnya.
Perputaran Aktiva = Penjualan
Bersih / Totalaktiva
Kewajiban
dan Ekuitas Pemilik
Kewajiban
lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang diharapkan dibayar paling
tidak dalam jangka waktu satu tahun. Kewajiban yang paling penting adalah utang
dagang, wesel bayar, dan utang utang lainnya.
ü Utang
dagang adalah tagihan yang terutang kepada pemasok untuk pembelian barang
dagangan.
ü Wesel
bayar adalah bunga yang dipinjam ritel pada bank yang melebihi tanggal dan
dapat
dibayar kurang dari satu tahun.
ü Utang-utang
lainnya termasuk utang pajak, utang gaji, sewa, pemakaian, dan kewajiban - kewajiban
lain yang belum terbayarkan.
ü Kewajiban
jangka panjang adalah utang=utang yang akan dibayar setelah satu tahun.
ü Hak
pemilik, juga disebut hak para pemegang saham, mewakili sejumlah asset pemilik
perusahaan ritel setelah semua kewajiban terpenuhi.
Dalam istialh akuntansi, hubungan tersebut dapat
diperoleh dengan cara:
Hak
para pemilik = Total aktiva - Total Kewajiban
Dengan
demikian, pola keuntungan strategis mengabungkan dua rasio pengelolaan dari
hasil pendapatan dan neraca saldo, batas keuntungan bersih dan hasil asset.
Dengan mengalikan
perbandingan ini bersamaan,
akan diperoleh pengembalian atas aktiva (return on assets).
POLA
KEUNTUNGAN STRATEGIS
Sumber: Levy &
Weitz
Pola
keuntungan strategis sangat berguna bagi ritel karena pola ini menggabungkan
dua bagian pengambilan keputusan - manajemen pembatasan dan manajemen asset, sehingga
para manajer dapat meninjau hubungan antar manajemen tersebut. Pola keuntungan
strategis juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak keuangan dari strategi
baru sebelum strategi-strategi tersebut dilaksanakan.
Beberapa
Indikator Keuangan dalam Ritel
Terdapat
beberapa indicator yang dapat diguankan dalam mengukur kinerja keuangan dalam
binis ritel antara lain:
1. Margin kotor
·
Persentase margin kotor
·
Analisi per kategori
·
Markdown / kerusakan
·
Persediaan barang
·
Margin kotor per meter
persegi
2. Biaya Opersional toko
sebagai persentase penjualan
·
Gaji: produktivitas per
karyawan
·
Biaya sewa
·
Depresiasi
·
Listrik
·
Total Biaya operasi toko
3. Margin kontribusi
·
Selisih antara margin kotor
dengan biaya operasional toko
·
Perbandingan antar toko dan
rata-rata perusahaan.
Pengaturan
Kinerja Tujuan
Pengaturan
kinerja tujuan merupakan komponen penting dalam proses perencanaan strategis. Pengaturan
kinerja tujuan meliputi (1) hasil kinerja yang sering kali dinyatakan dalam
indeks yang dibandingkan dengan kemajuan yang dapat diukur, (2) kerangka waktu
dimana tujuan harus dicapai, dan (3) sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Pengaturan kinerja tujuan
dapat disusun dengan memerhatikan hal sebagai berikut:
Ø Proses
atas-bawah versus bawah-atas
Ø Kemampuan
untuk dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas)
Ø Pengukuran
pegelolaan
Ø Jenis-jenis
pengukuran
Ø Audit
penjualan
Ø Kendali
terhadap persediaan
4.ASPEK
SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RITEL
Bisnis
ritel yang semakin pesat perkembangannya berimplikasi langsung pada kebutuhan
SDM yang handal. Nanun SDM yang handal tidak datang dengan sendirinya.
Dibutuhkan menejemen pengrekrutan dan pengelolaan ritel.
1.
Bisnis Ritel Membutuhkan SDM yang Handal
Ritel
sebagai unit bisnis tentunya tidak terlepas dari kebutuhan akan sumber daya
manusia. Mengingat karakteristik bisnis ritel, kenutuhan SDM tidak sedikit pada
2 atau 5 SDM saja. Kebutuhan bias mencapai ratusan atau bahkan ribuan SDM. Guna
melakukan operasional bisnis ritel, dibutuhakn SDM yang handal. Sudah menjadi
anggapan umum perusahaan bahwa Sumber Daya Manusia adalah asset termahal
perusahaan.
Perusahaan memnag akan
semakin bergantung dengan kemampuan sumber daya manusianya. Teknologi,
strategi, modal, mesin, menejemen semuanya mengikuti sumber daya manusia bukan
sekedar asset tapi juga pelan-pelan akan menjadi asset termahal sekaligus juga
terpenting.
2.
Sumber Daya Manusia Di Dalam Ritel
Berbagai
posisi karir yang kita temuakan dalam sebuah bisnis ritel antara lain: pemilik
ritel, pengelola ritel, pramuniaga, kasir, kepala gudang, purchase, menager,
coustomer service. security, penata ruang (indoor dan outdoor), pemasok barang
dagangan, manajer SDM, manajer keuangan, delivery service, drive dan
sebagainya. Setiap kariyawan memainkan suatu peran yang penting dalam melaksanakan
fungsi pekerjaan dengan baik.
Dalam pengelolaannya SDM
memberikan kontribusi besar dalam peningkatkan kinerja dalam perusahaan. Sehingga
ritel akan dapat keuntungan yang kompetitif dengan cara mengembangakan dan
mengelola sumber daya dengan baik.
Manajemen
sumber daya manusia sangat penting dalam bisnis ritel untuk berfokus pada
masalah strategi dalam struktur organisasi.
Pengelolaan
sumber daya manusia dalan ritel sangat menantang, karena pada dasarnya bisnis
ritel sanagat berbeda dengan bisnis atau perusahaan pada umumnya. Ada beberapa
ciri yang menjadi perbedaan yaitu :
1.
Jam kerja karyawan berbeda
dengan perusahaan pada umumnya.
2.
Penekanan terhadap control
biaya. Konstribusi biaya karyawan cukup besar pada total biaya took
keseluruhan.
3. Perubahan demografis pekerja.
3.
Permasalahan Strategis Dalam Pengelolaan SDM Ritel
Manajemen
sumber daya manusia / karyawan pada umumnya memiliki tantangan yang berbeda
karena nilai-nilai kerja, system ekonomi, dan peraturan SDM ritel yaitu sebagai
berikut :
1.
Bentuk struktur organisasi
harus mampu membagi tanggung jawab dan otoritas dalam melaksanakan tugas pada
bisnis unit beserta orang-orangnya.
2.
Harus mengkoordinasikan
aktifitas berbagai depeartemen dan memotivasi karyawan untuk dapatbekerja ke
arah keberhasilan perusahaan.
3.
Program yang digunakan
untuk membangun komitmen dan mempertahankan nilai-nilai SDM.
Pengelolaan
SDM
Dalam
pelaksanaannya pengelolaan sumber daya manusia memerlukan perencanaan yang
matang, hal ini didasarkan pada beberapa karakter yang harus dimiliki sebagai
modal oleh para karyawan ritel, daiantaranya adalah :
1.
Memiliki ketrampilan
analis. Kemampuan menyelesaikna masalah dan memiliki kemampuan numeric untuk
menganalisis fakta dan data perencanaan, pengelolaan dan pengawasan.
2.
Memiliki kreatifitas.
3.
Mampu mengambil keputusan
yang cepat dan tepat.
4.
Fleksibel
5.
Inisiatif
6.
Leadership.
7.
Mampu mengorganisasikan
pekerjaan dan memerlukan prioritas.
8.
Berani mengambil resiki
pekerjaan dengan pertimbangn, analisus yang akurat dan bertanggung jawab.
9.
Toleransi terhadap stress.
Mampu bekerja di bawah tekanan karena dunia bisnis ini sangat cepay berubah dan
penuh tantangan.
Tahapan
Pengelolaan SDM
Dalam
tahapan pengelolaan sumber daya manusia memerlukan seleksi, dan memerlukan
tahapan yang harus dilalui :
ü Rekrutmen.
Merupakan gerbang awal yang sangat menentukan.
ü Orientasi.
Setiap organisasi memiliki budaya, susunan, prinsip dan nilai-nilai yang
berbeda.
ü Pelatihan.
Pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
karyaean sehingga dapat terjadi peningkatan kinerja. Ada 2 macam pelatihan :
1. Pelatihan
ketramplan teknis. Ketrampilan yang diberikan untuk tampil melakukan suatu
pekerjaan. Seperti ketrampikan computer pengunaan cash register pada kasir dll.
2. Pelatihan
antar pribadi. Adalah pelatihan ketrampilan berhubungan dengan sesame karyawan,
atasan, bawahan, mitra usaha atau pelanggan.
ü Pemberdayaan.
Mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan dengan penngawasan.
ü Continous
improvement. Setiap hari harus lebih baik dari kemarin.
Membangun
Komitmen Karyawan
Tantangan
utama dalam penjualan eceran adalah untuk mengurangi tin gkat keluar masuk
karyawan. Perputaran karyawan yang tinggi akan mengurangi penjualan (Karen
kurang pengalaman, kurang pengetahuan akan barang dan kebijakan perusahaan
sehingga tidak mampu berinteraksi secara efektif dengan konsumen) dan meningkat
biaya (rekrutmen dari pelatihan membutuhkan biaya).
Beberapa
pendekatan yang dilakukan oleh ritel untuk membangun komitmen tinmbal balik
adalah :
1.
Meningkatkan ketrampilan
2.
memberdayakan karyawan
3.
Menciptakan hubungan
kemitraan dalam karyawan.
Terdapat 3 aktifitas
manajemen sumber daya manusia yang dapat membangin dan mengembangkan komitmen
melalui hubungan kemitraan :
1.
Mengurangi perbedaan status
antar karyawan.
2.
Memberikan peluang promosi
untuk karyawan lama.
3.
Diberikan flextime (system
penjadwalan pekerjaan yang memungkinkan karyawan memilih waktu kerja) dan job
sharing (dua karyawan secara sukarela bertanggung jawab atas pekerjaan).
Berbagai
pilihan struktur organisasi adalah sebagai berikut: Struktur organisasi
fungsional, struktur organisai berdasarkan produk, struktur organisasi
berdasarkan geografis dan struktur organisai kombinasi.
4. LAYOUT
Layout
atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil
keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang
efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi
bisnis yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon
cepat.
Layout
pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik
adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses
produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin,
alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan.
Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata
letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana personelnya
ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung
lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada
dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan.
Dalam
semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara
mencapai:
1.
Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
2.
Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
3.
Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
4.
Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen.
5.
Peningkatan fleksibilitas.
Dari
waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagi sesuatu yang dinamis
dan punya fleksibilitas.
Tipe
Layout
Ada
enam pendekatan layout yang akan dibahas dalam topik ini yaitu:
1. Layout dengan posisi tetap, biasanya
untuk proyek besar yang memerlukan
tempat
luas seperti pembuatan jalan layang maupun gedung.
2. Layout berorientasi pada proses, untuk
produksi dengan volume rendah dan
variasi
tinggi disebut juga “job shop”
3. Layout perkantoran, bagaiman
menempatkan tenaga kerja, peralatan kantor, dan
ruangan
kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Ritel layout, penempatan rak dan
pemberian tanggapan atas perilaku konsumen.
5. Layout gudang, mengefisienkan ruang
penyimpanan dan system penanganan
bahan
dengan memperhatrikan kelebihan dan kekurangannya.
6. Layout berorientasi produk,
Pemanfaatan tenaga kerja, mesin yang terbaik
dalam
produksi yang kontinyu atau berulang.
Agar
dapat menetapkan layout yang efektif maka perlu menetapkan beberapa
hal diantaranya adalah:
1. Peralatan penanganan bahan
2. Kapasitas dan persyaratan luas ruangan
3. Lingkungan hidup dan estetika
4. Aliran informasi
5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja
yang berbeda
Layout
Posisi Tetap (FIXED POSITION LAYOUT)
Masalah
yang dihadapi dalam layout posisi tetap adalah bagaimana mengatasi kebutuhan
layout proyek yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas
(seperti pembuatan jalan layang, gedung). Teknik untuk mengatasi layout posisi
tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah yang disebabkan
oleh tiga faktor yaitu:
1.
Tempatnya yang terbatas pada semua lokasi produksi.
2. Setiap tahapan berbedapada proses produksi dan
kebutuhan bahan sehingga banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan
perkembangan proyek.
3. Volume bahan yang dibutuhkan sangat dinamis. Karena
permasalahan pada layout posisi tetap sulit diselesaikan pada lokasi maka
strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek ada hal-hal yang
dikerjakan diluar lokasi, misalnya pada proyek pembuatan jalan laying maka
pembuatan konstruksi besi dilakukan di luar lokasi setelah jadi tinggal
melakukan penanamannya di lokasi proyek.
Layout
Berorientasi Proses (PROCESS ORIENTED LAYOUT)
Adalah
sebuah layout yang berkaitan dengan proses produksi bervolume rendah dan
variasi tinggi. Layout jenis ini marupakan cara tradisional untuk mendukung
strategi diferensiasi produk, layout jenis ini adalah yang paling tepat untuk
pembuatan produk yang melayani konsumen dengan kebutuhan berbeda-beda. Pada
proses yang disebut “job shop” setiap produk dalam kelompok kecil melalui
urutan operasi yang berbeda, tiap produk atau pesanan yang sedikit diproduksi
dengan memindahkannya dari satu departemen ke departemen lain dalam urutan yang
tertentu dari tiap produk. Contoh yang tepat adalah pada rumah sakit atu
klinik.
Kelebihan
utama dari layout ioni adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan
tenaga kerja. Sehingga dengan demikian apabila terjadi permasalahan pada suatu
mesin, pekerjaan tidak perlu berhenti dan dapat dialihkan pada mesin lain atau
departemen yang sama. Layout ini juga sangat baik diterapkan pada produksi
komponen dalam batch kecil atau disebut “job lot” dan untuk produksi komponen
dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan
layout ini ada pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Waktu
produksi jadi lama karena butuh waktu lama untuk berpindah dalam sistem karena
sulitnya penjadwalan, perubahan penyetelan mesin, keunikan penanganan bahan.
Lagipula peralatan yang mempunyai keguanaan umum membutuhkan operator yang
trampil dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena
ketidakseimbangan proses produksi. Pada akhirnya kebutuhan modal akan semakin
banyak.
Layout
Perkantoran (OFFICE LAYOUT)
Hal
yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan
informasi, namun demikian pada beberapa lingkungan kantor , produksi sangat
tergantung pada aliran bahan. Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan
analisa digram hubungan (relationship chart) seperti yang dicontohkan di bawah
ini. Contoh: Suatu kantor memiliki 9 ruangan yaitu untuk:
1.
Direktur
2.
Direktur teknologi
3.
Ruang para insinyur
4.
Sekretaris
5.
Pintu masuk kantor
6.
Pusat arsio
7. Lemari
peralatan
8.
Peralatan fotokopi
9
Gudang
Penempatan
satu ruang dengan ruang lainnya dilakukan dengan cara memberikan nilai yaitu:
ü Nilai
Kedekatan
ü A
Absolutely necessary (Sangat perlu)
ü E
Especially important (Sangat penting)
ü I
Important (Penting)
ü Ordinary
Ok BOLEH)
ü U
Unimportant (Tidak penting)
ü X
Not desirable (Tidak perlu)
Pada layout ini ada dua
kecenderungan yang perlu diperhatikan yaitu:
1.
Teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, LAPTOP PDA menyebabkan
layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara
elektronik.
2.
Virtual company menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua macam
kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit berada di
kantor.
Layout
Usaha Eceran (RITEL LAYOUT)
Merupakan
sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon
pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pad aide bahwa penjualan dan
keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga
banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen
sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat
oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian
investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat
melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat
bagi beragam produk dalam toko.
Ada
lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
1.
Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2.
Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai
keuntungan
besarseperti kosmetika, asesories.
3.
Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung
berbelanyja,
pada kedua sisilorong cdan letakkan secar tewrsebar untuk bisa
dilihat
lebih banyak konsumen.
4.
Gunakan lokasi ujung loronhg karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
5.
Sampaikan misi totko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama
bagi
konsumen.
Tujuan
utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki
persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya
Slotting (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan
produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu ada juga
pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servic escapes” yang
terdiri dari tiga elemen yaitu:
1.
Kondisi yang berkenaan
dengan lingkungan
2.
Tata letak yang luas dan mempunyai
fungsi
3.
Tanda-tanda, simbul dan
patung
Layout
Gudang (WAREHOUSE LAYOUT)
Merupakan
sebuah disain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencapai paduan yang
terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan. Manajemen bertugas
mamaksimalkan tiap unit luas gudang yaitu mamanfaatkan volume penuhnya sambil
mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Yang mana biaya penanganan
bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi bahng yang masuk,
penyimpanan dan bahan keluar meliputi; peralatan, tenaga kerja, bahn, biaya
pengawasan, asuransi, penyusutan. Layout gudang yang efektif meminimalkan
kerusakan bahan di gudang.
Manajemen
gudang yang modern marupakan suatu prosedur yang otromatis yang menggunakan
ASRS (Automated Stirage Retrieval System). Ada tiga konsep yang dikenal dalam
layout gudang yaitu:
1. Cross Docking
Adalah
cara menghindari penempatan bahan atau pasokan dalanm gudang dengan cara
memproses secara langsung disaat diterima. Hal ini dilakukan untuk menghindari
aktivitas penerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan
pemilihan pesanan sehingga terjadi penghematan biaya.
Cross Docking yang baik
membutuhkan :
- penjadwalan yang ketat.
- Pengiriman yang diterima
memiliki identifikasi produk yang akurat
dengan kode garis.
2. Random Stocking.
Digunakan
di gudang untuk menempatkan persediaan dimana terdapat lokasi yang terbuka.
Teknik ini berarti bahwa ruangan tidak perelu dikhususkan untuk barang-barang
tertentu dan fasilitas dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Sistim ini jika
terkomputerisasi maka akan meliputi tugas-tugas:
- Membuat daftar lokasi
yang “terbuka”
- Membuat catatan
persediaan sekarang secara akurat dan juaga lokasinya.
- Mengurutkan barang-barang
dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang
dibutuhkan untuk menjemput pesanan.
- Memadukan pesanan untuk mengurangi
waktu penjemputan
- Menugaskan barang atau
sekumpilan barang tertentu pada wilayah gudang yang tertentu
sehingga jarak tempuh total dalam gudang
dapat dimimalkan.
3. Customizing
Merupakan
penggunaan gudang untuk menambahkan nilai produk melalui modifikasi, perbaikan,
pelabelan dan pengepakan.Cara ini biasanya berguna untuk menghasilkan
keunggulan bersaing dal;am pasar dimana terdapat perubahan produk yang sangat
cepat. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan dengan misalkan
penyediaan label pada usaha eceran sehingga barang dapat langsung dipajang.
Layout
Berorientasi Produk (PRODUCT ORIENTASI LAYOUT)
Layout
ini disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki
volume tinggi dan variasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinyu. Asumsi
yang digunakan adalah:
1. Volume yang ada
mencukupi untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk
stabil.
3. Produk distandarisasi
atau mendekati fase siklus hidupnya.
4. Pasokan bahan baku dan
komponen mencukupi dengan kualitas standar.
Dalam
layout ini ada dua jenis yaitu:
1. Lini pabrikasi
(fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil. Lini ini dipacu oleh mesin
dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa untuk membuat keseimbangan.
2. Lini perakitan (assembly
line) meletakkan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan
stasiun kerja. Lini ini dipacu oleh tugas yang diberikan kepada tanaga kerja atau
pada stasiun kerja.
Keuntungan layout ini
adalah:
1. Biaya variabel per unit rendah
yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandardisasi dan bervolume
tinggi.
2. Biaya penanganan bahan
rendah.
3. Mengurangi persediaan
barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan
pengawasan yang lebih mudah
5. Hasil output yang lebih
cepat.
Kelemahan
layout ini adalah
1. Butuh volume tinggi
karena modalnyaa besar.
2. Jika ada penghentian
pada satu bagian akan berakibat pada seluruh operasi.
3. Fleksibilitas yang ada
kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi berbeda.
STRATEGI
LAYOUT
Menetapkan
suatu layaout yang akan digunakan oleh suatu perusahaan harus juga
mempertimbangkan berbagai keputusan operasional yang telah dibuat sebelumnya.
Keputusan operasional yang berkaitadengan layout dintaranya adalah desain
produk, lokasi, proses maupun kapasitas perusahaan. Strategi layout secara umum
bertujuan agar perusahaan dapat melakukan pengaturan tenaga kerja, ruang yang
tersedia, peralatan atau fasilitas yang digunakan sehingga segala macam aliran
yang ada diperusahaan baik berupa informasi maupun bahan dapat berjalan secara
efektif dan fisien.
Layout
yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah
ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat.
Modul ini akan membahas mengenai strategi layout yang akan dibagi menjadi 2
(dua) topik, yang terdiri atas:
1) Topik kesebelas akan membahas tentang tipe strategi
layout.
2) Topik keduabelas akan membahas tentang konsep
perhitungan untuk beberapa strategi layout
Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumber alam
3. Tenaga kerja
4. Transportasi
5. Pembangkit tenaga listrik
6. Tanah untuk ekspansi
Metode Pemilihan Lokasi
Pabrik.
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif
baik buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan dengan faktor-faktor yang
terdapat didaerah tersebut, sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan
daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan
biaya variabel dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan hubungan antara biaya
dan volume produksi yang berlaku bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk
memecahkan masalah yang menyangkut pengiriman barang, dari suatu tempat ke
tempat yang lain.
Tujuan transportasi adalah
dari mana dan berapa jumlah yang harus didistribusikan pada masing-masing
lokasi, sehingga biaya distribusi minimum.
Perencanaan Layout adalah
perencanaan dari kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi serta semua
peralatan dan fasilitas terlaksananya proses produksi.
Tujuan Pelaksanaan Layout
adalah untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara
fasilitas-fasiltas produksi.
Layout Diperlukan Dalam
Perusahaan Karena :
1. Adanya perubahan desain produk
2. Adanya produk baru
3. adanya perubahan volume permintaan
4. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan
5. Fasilitas produksi yang ketinggalan jaman
6. Penghematan biaya
7. Adanya kecelakaan dalam proses produksi
8. Pemindahan lokasi pasar/konsentrasi terhadap
pasar
Kriteria Penyusunan Layout
:
1. Jarak angkut yang minimum
2. Penggunaan ruang yang efektif
3. Keselamatan barang-barang yang diangkut
4. Fleksibel
5. Kemungkinan ekspansi masa depan
6. Biaya diusahakan serendah mungkin
7. Aliran material yang baik
Langkah-Langkah Perencanaan
Layout :
1. Melihat perencanaan produk yang menunjukkan
fungsi-fungsi dimiliki produksi tersebut
2. Menentukan perlengkapan yang akan dibutuhkan dan
memilih mesin-mesinnya.
3. Analisa dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow
casting dan penyusunan diagram blok daripada layout.
Klasifikasi Perencanaan
Layout
1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada
2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang
baru
3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan
fasilitas produksi
4. Pembangunan pabrik baru
Macam – Macam Layout
1. Produk layout
adalah berurutan sesuai dengan jalannya proses produksi
dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi.
2. Proses layout
Adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan yang
mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam ruang tertentu.
3. Fixed position (layout kelompok)
Adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan
didekat tempat proses produksi dilaksanakan.
4. Material
handling
Adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan
bahan-bahan dalam segala bentuk.
Prinsip dasar penyusunan
layout.
1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor
produksi, tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua
faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu organisasi yang besar.
2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu
pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat
dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk
menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement),
dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak
terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan
suasana kerja yang menyenangkan.
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan
teknologi, komunikasi, kebutuhan konsumen.
Untuk
menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout), yaitu suatu
perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan
adanya perubahan desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara
total. Yang perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan
sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.
Sasaran
layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi
dapat berjalan lancar. Fasilitas produksi disini dapat berupa Mesin, alat-alat
produksi, alat pengangkutan bahan, dan alat pengawasan. Efisiensi ini dapat
dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.
Fasilitas
produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan. Untuk
melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus dipertimbangkan secara ekonomis
dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau jasa yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah :
1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan
4. Keterandalan dan purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan
pemeliharaan
6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.
Faktor-faktor
tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi
pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal
dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain faktor pemilihan
mesin, juga harus dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait dengan
jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan
lain didasarkan pada aspek ternis dan ekonomis.
Dalam pembelian jumlah
mesin, dipertimbangkan :
1. Jumlah produksi yang direncanakan
2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses
produksi
3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam
operasi mesin.
Jenis mesin dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
1. Mesin yang bersifat umum/serbaguna, mesin-mesin ini
dapat digunakan untuk mengerjakan pelbagai macam pekerjaan. Misalnya mesin
gergaji pada perusahaan pemotong kayu.
2. Mesin yang bersifat khusus, yaitu mesin-mesin yang
penggunaannya hanya satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula
pasir.
Pada
prakteknya sering kita jumpai perusahaan mengkombinasikan kedua jenis mesin
tersebut, hal ini bertujuan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas
penggunaan mesin. Dasar pengaturan layout atau cara pengaturan rencana tata
letak pabrik adalah :
1. Layout proses
Layout
proses atau layout fungsional adalah penyusunan layout dimana alat yang sejenis
atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Model ini
cocok untuk discret production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika
perusahaan membuat berbagai jenis produk yang berbeda atau suatu produk dasar
yang diproduksi dalam berbagai macam variasi. Atas dasar proses, terlebih
dahulu ditentukan jenis produk, tipe manufacturing, dan karakter peralatan
produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai karakter serupa
dikelompokkan menjadi satu, contoh pemakaian layout ini adalah untuk
pergudangan, rumah sakit, universitas, dan perkantoran.
Keuntungan dari layout
proses adalah :
• Memungkinkan utilitas mesin yang tinggi
• Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multiguna
sehingga dapat dengan cepat
mengikuti
perubahan jenis produksi.
• Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh
kerusakan mesin
• Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan
peralatan
• Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi
peralatan
• Memungkinkan spesialisasi supervise
Kelemahan dari layout
proses adalah :
• Meningkatnya kebutuhan material handling
karena aliran proses yang beragam dan tidak dapat digunakannya ban berjalan
• Pengawasan produksi yang lebih sulit
• Meningkatnya persediaan barang dalam proses
• Total waktu produksi per unit yang lebih
lama
• Memerlukan skill yang lebih tinggi
• Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting
biaya yang lebih sulit, Karena setiap ada order baru harus dilakukan
perencanaan/perhitungan kembali
2. Layout produk
Layout
produk dipilih apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan
berproduksi dalam jumlah besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang
sama sejak dari awal sampai akhir. Penyusunan bagian diatur sedemikian rupa
sehingga dari bagian tersebut dapat dihasilkan suatu jenis produk tertentu..
Atas dasar produk, terlebih dahulu ditentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan
pada produk yang akan dihasilkan.
Pengaturan
tata letak fasilitas pabrik seperti mesin, tidak memandang tipenya dan
penempatannya sesuai dengan urutan dari satu proses ke proses yang lain. Contoh
: tempat cuci mobil otomatis, kafetaria, atau perakitan mobil.
Keuntungan dari model
layout produk adalah sebagai berikut :
• Aliran material yang simple dan langsung
• Persediaan barang dalam proses yang rendah
• Total waktu produksi per unit yang rendah
• Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi
• Kebutuhan material handling yang rendah
• Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis
• Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material
sudah tertentu
• Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwalkan
dengan lebih mudah
Kelemahan dari model layout
produk adalah :
• Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi
• Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak
efektifnya layout yang bersangkutan
• Apabila terdapat bottle neck dapat mempengaruhi proses
keseluruhan
• Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang
besar
• Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat
mengakibatkan kebosanan
Dengan
adanya sasaran yang akan dicapai dari layout suatu pabrik maka dengan
sendirinya kita dapat memperoleh manfaat dari adanya perencanaan layout pabrik.
Manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah
produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimbas pada output
yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
2. Mengurangi waktu tunggu,
artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan
mesil lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses,
dan waktu tunggu.
3. Mengurangi proses
pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang
berikutnya.
4. Hemat ruang, karena
tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing
mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.
5. Mempersingkat waktu
proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang
lain.
6. Efisiensi penggunaan
fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan
peralatan.
7. Meningkatkan kepuasan
dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman , nyaman, tertib, dan rapi, mempermudah
supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi,
meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas.
8. Mengurangi
kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang tidak
perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).
Perencanaan
Layout
Layout
adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien.
Mengapa
harus melakukan penataan layout ???
ü guna
mencapai efisiensi
ü karena
adanya high cost dalam kegiatan operasi perusahaan
ü menghindari/mengurangi
terjadinya bottleneck
ü mencegah
terjadinya kecelakaan dalam kegiatan operasi perusahaan
ü dalam
rangka memperkenalkan produk baru
ü perubahan
desain
Apa saja tujuannya ???
·
memaksimumkan pemanfaatan
peralatan pabrik
·
meminimumkan kebutuhan
tenaga kerja
·
agar aliran dan produk
menjadi lancar
·
memaksimumkan hasil
daripada produksi
·
menghindari hambatan
operasi & tempat yang terlalu padat dalam kegiatan operasi produksi
khususnya, dan operasi umumnya
·
memberikan kesempatan
berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara
benar
Tipe-tipe Layout
Ø Process
Layouts - Mengelompokan sumber daya - sumber daya yang sama.
Ø Product
Layouts - Didesain untuk memproduksi efisiensi produk yang spesifik
Ø Hybrid
Layouts - Mengkombinasikan aspek-aspek dari process layouts dan juga product
layouts.
Ø Fixed-Position
Layouts - Untuk sesuatu yang terlalu besar untuk bergerak.
Dasar Penetapan Layout
1.
Project (fixed position)
Layout.
·
digunakan untuk proyek yang
mana produknya susah untuk dipindahkan.
·
perlengkapan, peralatan,
bahan baku, pekerja dan sumber daya lainnya dibawa menuju tempat produksi.
2.
Process Layout (functional
layout).
·
aktifitas yang serupa
disatukan ke dalam satu departement atau pusat kerja berdasarkan pada proses
yang dilakukan.
·
digunakan pada operasi yang
hanya sebentar-sebentar atau usaha jasa (high variety, low volume).
·
contoh : departement store,
rumah sakit
·
keunggulan : flexibility
·
kelemahan : tidak efisien
3.
Product Layout (assembly
lines).
·
mengatur aktifitas pada
jalurnya berdasarkan pada rangkaian/urutan dari kegiatan operasi untuk
produk/jasa yang khusus.
·
cocok untuk produksi massal
atau operasi/proses yang kontinu (yang mana permintaan stabil dan volume
tinggi).
·
keunggulan : efisien, dan
mudah diterapkan
·
kelemahan : tidak fleksibel
(terhadap desain produk dan perubahan permintaan)
Tipe Product Layout
Ø Lini
Pembuatan (Fabrication Line).
·
membuat komponen
·
menggunakan mesin-mesin
yang terangkai
·
proses yang berulang
·
melangkah
sesuai/berdasarkan mesin
·
diimbangi dengan
perancangan ulang secara fisik
Ø Lini
Perakitan (Assembly Line).
·
merakit bagian-bagian yang
berasal dari tempat pembuatan komponen
·
menggunakan workstation
·
proses yang berulang
·
melangkah sesuai atau
berdasarkan tugas
·
diimbangi dengan yang
ditugaskan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bob Foster. 2008. “Manajemen Ritel”. Alfabeta,
Bandung
Levy & Weitz, 2001.Retailing
Management, 4th edition. New York: Mc.Graw Hill, Irwin.
Utami. Christina
Widya. 2006. “Manajemen Ritel ”, Jakarta : salemba Empat