Minggu, 10 September 2017

komunikasi pemasaran

KOMUNIKASI PEMASARAN
Dosen pengampuh: Muhammad Fatkhur Rozi,SE., M.M



Oleh: In’am Nafis Juniar
Nim:  14510028
Jurusan: Manajemen


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

 



1.PEMILIHAN LOKASI BISNIS RITEL DALAM AREA PERDAGANGAN
PEMILIHAN LOKASI BISNIS RITEL
Pemilihan lokasi ritel adalah sebuah keputusan yang sangat strategis sekali lokasi dipilih, pemilik ritelharus menanggung semua konsekuensi dari pilihan tersebut. Sebagai contoh sebuah ritel makananmempertimbangkan lokasi toko di area yang masih baru. Pemilik ritel memilih dua tempatbersebrangan dengan toko lain atau menempati lokasi yang benar-benar baru dengan pesaing tokomakanan lainnya. Dalam membuat keputuan mengenai pemilihan lokasi,seharusnya pemilik ritel memikirkan dalam tiga tingkatan yaitu daerah,area perdagangan,dan tempat yang lebih spesific.
1.      Daerah merujuk pada suatu negara, bagian dari suatu negara,kota tertentu.
2.      Area perdagangan adalah area geografis yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan sebuah toko,mungkin bagian dari sebuah kota,atau dapat meluas diluar batas-batas kota tersebut,tergantung pada tipe-tipe toko, dan intensitas dari para pelanggan potensial di sekitarnya. 
3.      Tempat yang lebih spesific dan khusus.
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Permintaan Suatu Wilayah Atau Area Perdagangan
Wilayah-wilayah terbaik dan area-area perdagangan adalah tempat-tempat yang dapat menghasilkan permintaan tertinggi atau penjalan untuk sebuah ritel. Meskipun analisis wilayah berbeda dengan analisis area perdagangan, karena perbedaan luas areanya namun biasanya terdapat faktor-faktor yang tidak banyak berbeda yang membuat suatu wilayah atau area perdagangan menarik untuk dipilih. Untuk menaksir permintaan secara keseluruhan dalam suatu wilayah atau pasar atau perdagangan, analisis ritel harus mempertimbangkan:
1.      Skala Ekonomi Versus Kanibalisasi
Sebuah ritel seharusnya memilih lokasi terbaik dalam suatu area perdagangan, tetapi kebanyakan waralaba atau chaines mengarah pada sebuah area dengan sebuah jaringan pertokoan. Skala dari promosi dan distribusi ekonomi bisa lebih mudah dicapai dengan lokasi berganda atau multiple. Contohnya biaya memasang seubuah iklan di koran untuk sebuahritel dengan 20 toko dalam suatu area akan sama besarnya dengan biaya iklan yang dikeluarkan untuk ritel yang hanya memiliki 1 toko. Dengan demikian perlu dipikirkan berapa jumlah toko yang terbaik untuk didirikan dalam suatu area tertentu. Dengan ini sebaiknya ritel akan terus membuka toko cabang selama margin pendapatan kembali yang tercapai dengan membuka sebuah toko baru lebih besar daripada biaya marginal. Dengan membuka banyak toko dalam area perdagangan yang sama,dapat menjadi solusi terhadap toko yang kinerjanya kurang baik.
2.      Demografi dan Karakteristik Gaya Hidup
Beberapa ritel, seringkali mengambil keputusan untuk masuk dalam pusat perbelanjaan yang baru untuk mengantisipasi terjadinya permintaan yang cukup besar disekitar area pinggiran. Karakteristik gaya hidup dari populasi mungkin relevan pula untuk dipahami dalam menentukan lokasi ritel.dengan ini dapat dikatakan bahwa penetapan lokasi tergantung pada sasaran atau target pasar yang dikejar oleh ritel.

3.      Iklim Bisnis
Kecenderungan pekerjaan konsumen pada pasar sasaran ritel karena pekerjaan tertentu identik dengan penghasilan yang tinggi dan biasanya mempunyai daya beli yang tinggi. Halini berguna untuk area mana yang bertumbuh dengan cepat. Analisis lokasi ritel harus menentukan pula bagaimana pertumbuhan yang akan berlanjut dan bagaimana hal tersebutakan mempengaruhi permintaan atas barang dagangan mereka. Bila pertumbuhan tidak terdiverifikasikan kedalam sejumlah industri maka area tersebut mungkin akan menjadi areayang kurang menguntungkan sebagai akibat siklus trend yang terus menurun dan merugikan.
4.      Kompetisi
Akan mempengaruhi permintaan atas barang dagangan ritel tingkat kompetisi bisa  dirinci sebagai berikut:
a.       Tingkat kompetisi yang telah mengalami kejenuhan Sebuah area perdagangan yang jenuh (saturated trade area) menawarkan kepadakonsumen sejumlah pilihan barang dan jasa yang cukup, tetapi memungkinkan ritel untuk terus berkompetisi dalam mendapatkan keuntungan. Hal ini terjadi karena konsumen tetap tertarik pada area ini, disebabkan terjadinya banyak pilihan toko maupun barang dagangan.
b.      Tingkat kompetisi yang kurang Strategi yang lain adalah menemukan lokasi area perdagangan yang kurang toko (understore trade area) artinya sebuah area yang hanya terdapat sedikit toko yang menjual suatu barang atau jasa yang spesific untuk memenuhi kebutuhan populasi.
c.       Tingkat kompetisi yang berlebih Area perdagangan dengan toko yang berlebihan
(overstore trade area) yaitu memiliki banyak toko yang menjual barang secara spesifik dan tidak banyak bisa di bedakan oleh konsumen dalam populasi tersebut.
5.      Masalah - Masalah Lokasi Secara Global
Ritel perlu untuk mengambil keputusan pada sebuah wilayah, yaitu sebuah area perdagangan dan lokasi yang spesifik. Ritel masih perlu untuk mengamati karakteristik dan tingkat persaingan maupun pola lalu lintas disekitar lokasi tersebut. Hal yang membuat keputusan lokasi global menjadi lebih sulit dan menarik secara potensial adalah bahwa mereka yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan ini adalah mereka yang tidak bisa dengan nuansa daripada masalah lokasi asing dibandingkan dengan masalah yang sama negara asalnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi
Masalah-masalah yang membuat suatu lokasi tertentu memiliki daya tarik secara spesifik akan mengamati keuntungan aksesibilitas lokasi dan keuntungan secara lokasi sebagai pusatnya. Penjelasan kedua masalah tersebut:
1.      Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap yaitu:
a.       Analisis makro mempertimbangkan area perdagangan primer,seperti area dua hingga tiga mil di sekitar lokasi tersebut dalam kasus sebuah supermarket atau took obat.
b.      Analisis mikro berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi seperti visibilitas arus lalulintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.
2.      Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat setelah aksesibilitas pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi lokasi didalamnya,hal ini disebabkan lokasi yang lebih baik memerlukan biaya yang lebih ritelharus mempertimbangkan kepentingan mereka. Contohnya: dalam wilayah pusatperbelanjan lokasi yang lebih mahal adalah lokasi yang mendekati supermarket. Toko minuman beralkohol atau sebuah toko bunga yang mungkin menarik pembeli yang tergerak hatinya dan seharusnya dekat dengan supermarket. Pada intinya konsumen ingin berbelanja dimama mereka menemukn sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.

Memperkirakan Permintaan Untuk Sebuah Lokasi Yang Baru
Pemilik ritel memperkirakan permintaan untuk lokasi yang baru dengan menetapkan area perdagangannya dan kemudian memperkirakan seberapa banyak uang yang di keluarkan oleh konsumen dalam area perdagangan dan faktor yang di pertimbangkan ketika menetapkan batas-batas area perdagangan dengan menjelaskan tipe-tipe informasi dan teknik-teknik yang digunakan oleh para pemilik ritel untuk memperkirakan permintaan. Area perdagangan Adalah area geografis yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan dari sebuah toko. Area perdagangan dibedakan kedalam 3 zona yaitu:
1.   Zona primer adalah area geografis dari mana toko atau pusat perbelanjaan tersebut mendapatkan 60% dari pelangganya.
2.   Zona sekunder adalah area geografis dari kepentingan sekunder dalam tngkat penjualan pelanggan, yang menghasilkan sekitar 20% dari penjualan sebuah toko.
3.   Zona tersier termasuk para pelanggan yang kadang berbelanja ditoko atau pusat berbelanja tersebut.Faktor-faktor Yang Mendefinisikan Area-Area Perdagangan.
Cara lain melihat pada bagian tipe toko mempengaruhi ukuran dari sebuah area perdagangan adalah tipe toko ini apakah merupakan toko tujuan apakah toko parasit. Toko tujuan adalah toko dimana barang dagangan, pemilihan, presentasi, penetapan harga atau tampilan-tampilan unik lainnya bertindak sebagai magnet untuk pelanggan. Sedangkan toko parasit adalah toko yang tidak menciptakan lalulintasnya sendiri dan area perdagangannya ditentukan oleh para pemilik ritel yang dominan dalam pusat perbelanjaan atau area ritel. Penandaan pelanggan Tujuan dari penandaan pelanggan adalah untuk menandai,melacak tempat pelanggan dari sebuah toko atau pusat perbelanjaan. Sensus per 10 tahun adalah sebuah informasi yang lengkap untuk membuat keputusan-keputusan lokasi.

Metode Pengukuran Permintaan
    Pendekatan Analog Pendekatan analog dapat juga disebut dengan pendekatan toko yang serupa. Dalam menggunakan pendekatan ini peritel harus mampu menggambarkan karakteristik area perdagangan terbaik bagitoko dan menggunakannya informasi tersebut dalam menemukan lokasi lain. Misalnya toko A sukses di daerah perdagangan delta plaza, maka pendekatan analogi digunakan untuk mengukur permintaan di area perdagangan royal plaza yang memiliki karakteristik relatif sama dengan delta plaza dimana toko B dibuka. Pendekatan analog di bedakan dalam 3 tahap yaitu:
1.      Area perdagangan sekarang ditentukan dengan menggunakan teknik penandaan pelanggan.
2.      Berdasarkan pada intensitas pelanggan pada toko, zona-zona primer, sekunder, dantersier di tentukan.
3.      Karakteristik dari toko yang ada sekarang dicocokan dengan lokasi-lokasi toko baruyang potensial untuk menentukan tempat terbaik.
Analisis Regresi Analisis regresi adalah sebuah metode umum dari pendefinisian area perdagangan ritel yang potensial untuk jaringan ritel yang lebih besar dari 20 toko. Langkah-langkah dalam pendekatan analog yaitu:
1.      Area perdagangan sekarang ditentukan dengan menggunakan teknik penandaan pelanggan.
2.      Zona primer, sekunder, dan tersier ditentukan dengan memplot para pelanggan pada peta
      3.  Mencari data
      4.  Membuat kesamaan regresi dengan bantuan perangkat lunak
Dengan menggunakan paket statistik yang dibakukan, 3 langkah diikuti untuk mengembangkan persamaan ganda yaitu:
       1. Memilih ukuran pelaksanaan yang tepat,seperti penjualan perkapita atau saham pasar.
       2. Memilih sebuah variabel yang dapat berguna dalam meramalkan pelaksanan.
       3. Memecahkan persamaan regresi dan menggunakannya untuk meramalkan pelaksanaan.    
tempat-tempat masa depan.Garis regresi dihasilkan dar persamaan:

Penjualan = a + b1.x1
Dimana:                                                                                                                    A= konstan yang dihasilkan dari program regresi, a juga mendefinisikan dimana garis regresi memotong sumbu y dan karenanya juga dikenal dengan perpotongan sumbu y.
B1= angka yang dihasilkan dari program regresi yang mendefinisikan hubungan antara penjualan dengan variabelnya, juga kemiringan dari garis regresi.
X1= variabel prediktor (untuk populasi 0 hingga 3 mil)

2.SITEM INFORMASI DAN JARINGAN MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM BISNIS RITEL
Pada umumnya peritel dapat memperoleh suatu keuntungan yang strategis melalui manajemen jaringan persediaan. Manajemen jaringan persediaan atau suply shain managemen (SCM) adalah proses penyatuan bisnis dari pemakai akhir melalui para penyalur asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan, dan informasi untuk menambah nilai pelanggan.
Keunggulan Strategis Yang Diperoleh Melalui Manajemen Jaringan Persediaan  
            Manajemen jaringan persediaan adalam proses penyatuan bisnis dari pemakai akhir melalui para penyalur asli yang menyediakan produk, jasa pelayanan dan informasi untuk menambah nilai pelanggan. Ritel merupakan mata jaringan yang paling utama dalam jaringan persediaan karena ritel yang akan beinteraksi secara langsung dengan konsumen akhir. Mereka menghubungkan pelanggan akhir dengan penjual yang menyediakan barang dagangan.
            Terkait dengan posisi peritel dalam jaringan persediaan, peritel juga merupakan posisi yang unik untuk mengumpulkan inforrmasi pembelian pelanggan. Informasi ini dapat dimiliki bersama dengan para pemasok untuk merencanakan produksi, promosi, distribusi, dan tingkat persediaan yang sesuai kebutuhan.
Meningkatkan Ketersediaan Produk
            Suatu jaringan persediaan yang efisien mempunyai dua manfaat untuk pelanggan yaitu:
1.      Untuk memenuhi kepentingan dalam memenuhi persediaan barang dagangan yang mempunyai sifat cepat habis.
2.      Memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pilihan barang dagangan sesuai dengan apa yang pelanggan inginkan.
Manfaat ini akan dirasakan pula pada penjualan yang lebih besar, perputaran persediaan yang lebih tingg, dan berdampak pula pada persediaan yang lebih tinggi, dan berdampak pula terhadap penentuan dalam menetapkan mark down untuk ritel.
Meningkatkan Return On Invesment
            Suatu sistem informasi dan rantai pasokan tang efisien dapat meningkatkan laba bersih, dimana pada waktu yang bersamaan mengurangi aktiva total. Penjualan bersih dapat meningkatkan dengan menyediakan untuk pelanggan pilihan produk yang lebih baik. Semua ini memungkinkan untuk dilakukan oleh ritel dengan dukungan gudang gudang data pelanggan yang baik.
Arus Barang Dagangan Secara Logistik
            Logistik adalah bagian dari keseluruhan proses jaringan suplai barang yang direncanakan, diimplementasikan, dan dikendalikan secara efisien dan efektifndalam bisnis ritel.termasuk aktivitas penyimpanan barang-barang dagangan, jasa, dan informasi yang terkait dari titik asal hingga titik konsumsi dalam rangka memenuhi keputusan pelanggan.
Pusat Distribusi
            Untuk secara penuh memahami fungsi logistik didalam suatu organisasi ritel. Maka perlu memahami peran yang di jalankan oleh pusat distribusi. Pusat distribusi melaksanakan berbagai fungsi unuk mengoordinasikan berbagai aktivitas yang terkait dengan barangdagangan.
Manajemen Transprtasi Masuk
            Walaupun banyak pabrikan membayar biaya transportasi, beberapa ritel merundingkan dengan produsen untuk mengoordinasikan biaya ini. Hal ini dapat dilakukan secara langsung dengan perusahaan transportasi atau ekspedisi dan memperkuat posisi tawar reitel dengan mengoordinasikan pengiriman barang dagangan dari banyak produsen (tidak terbatas hanya berasal dari satu produsen).
Mendapatkan Barang Dagangan Secara Langsung
Barang dagangan yang siap pakai adalah barang dagangan yang siap ditempatkan pada area pejualan. Jadi barang dagangan yang dinilai siap akan memerlukan tiket sebagai tanda masuk, harus mengacu pada identifikasi harga dan label yang memudahkan menempatkan barang dagangan tersebut jika barang dagangan tersebut sudah dipajang diarea penjualan.
Pengiriman Barang Dagangan ke Toko
            untuk memilih sistem distribusi apakah pusat distribusi harus ke toko, ritel harus mempertimbangkan total biaya yang berhubungan dengan alternatif masing-masing. Misalnya membandingkan dan mempertimbangkan saran pelanggan dengan orientasi terpenuhinya barang dagangan yang diinginkan ketika pelanggan berkunjung pada toko.
Membalikkan Fungsi Logistik
            Adalah arus balik dari barang dagangan yang sudah sampai dari saluran distribusi, pusat distribusi, toko dan vendor dikembalikan ke pelanggan. Untuk sistem fungsi logistik sendiri tidak mudah dan sangat mahal.


3.      ASPEK KEUANGAN BISNIS RITEL
Saat ini, penggunaan Teknologi Informasi di perusahaan semakin meningkat tidak hanya untuk proses operasional sehari-hari, tetapi sudah pada proses membantu pengambilan keputusan. Bahkan, pada beberapa sektor industri, ketergantungan terhadap Teknologi Informasi sudah sangat besar seperti pada sektor perbankan dan keuangan. Namun demikian, perusahaan juga tidak bisa secara gegabah mengeluarkan investasi untuk implementasi Teknologi Informasi, karena tentu saja harus memperhitungkan cost dan benefit yang dihasilkannya. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan semacam blue print yang sering disebut sebagai IT Master Plan sebagai dasar perusahaan dalam melakukan implementasi Teknologi Informasi. IT Master Plan pada intinya berisi rencana strategis perusahaan dalam mengimplementasikan dan membangun sistem informasi di Perusahaan. Di dalamnya berisi pedoman kebutuhan sistem informasi seperti apa yang diperlukan perusahaan. Maka ditinjau dari aspek keuangan, langkah awal yaitu dimulai dengan melakukan kajian  biaya dan manfaat atau yang lebih dikenal sebagai “cost and benefit analisis”.
Pada masa-masa awal perkembangan komputer di dunia bisnis, memang sejumlah praktisi manajemen merasa “cukup puas” dengan penggunaan instrumen analisa keuangan seperti ROI (Return On Investment) dalam memperbandingkan biaya dan manfaat. Hal ini disebabkan karena pada saat itu, “value” atau manfaat yang diberikan oleh komputer bagi dunia bisnis masih terbatas pada peningkatan efisiensi proses kerja atau penggunaan sumber daya. Karena formula matematis perhitungan efisiensi tersebut cukup mudah dengan memperbandingkan output dan input dari sebuah proses tertentu, maka dapat dilakukan komparasi antara kinerja perusahaan sebelum dan sesudah aplikasi diterapkan. Selisih tingkat efisiensi itulah yang kemudian dianggap sebagai manfaat yang diperoleh perusahaan karena perbedaannya dapat dengan mudah dikonversikan ke dalam satuan finansial seperti mata uang rupiah atau dolar. Maka ROI dapat dengan mudah dihitung dengan cara membandingkan hasil perhitungan tersebut dengan total biaya investasi pengembangan aplikasi yang dikeluarkan.
Ketika ritel memutuskan struktur organisasi bentuk organisasi dan perencanaan manajemen sumberdaya manusianya, maka ritel harus mengkonsentrasikan diri pada masalah manajemen operasional ritel.
Efisiensi dan efektivitas operasional manajemen ritel akan sangat dipengaruhi oeh kebijakan dan keputusan yang diambil oleh ritel dalam memuaskan banyak pihak yaitu pelanggan, karyawan, manajemen, maupun pemilik modal.
Metode dalam menjalankan operasional bisnis ritel akan berdampak pada penjualan dan akhirnya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan ritel. Oleh karena itu keputusan dibidang keuangan juga merupakan hal yang penting dalam bisnis ini. Keputusan keuangan adalah komponen integral pada setiap aspek strategi ritel. Pada bab ini, didiskusikan bagaimana ritel mengembangkan strategi untuk mempertahankan keuntungan bersaing dan sekaligus melihat sarana keuangan yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi pengelolaan kinerja secara keseluruhan. Model Keuntungan Strategis, Setiap ritel menginginkan kesuksesan dalam hal keuangan. Salah satu tujuan keuangan yang penting adalah untuk mencapai imbal hasil atas asset (return on asset) ROA yang tinggi. Contohnya, sebuah perusahaan ritel global menginvestasikan Rp. 174 miliar dalam membangun tokonya dan membeli barang-barang dagangan yang disiapkan untuk dijual. Di akhir tahun, perusahaan ritel tersebut meraup keuntungan sebesar Rp. 33 miliar, yang berarti menyumbangkan hasil sebesar 19 % dibandingkan dengan investasinya (Rp. 33 miliar : Rp. 174 miliar). Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut:
Rasio Imbal Hasil Atas Aset (ROA) = Totalaset/Lababersih
ROA dapat dibagi menjadi dua, yaitu alur laba (profit path) yang diukur oleh margin laba bersih dan alur perputaran laba yang dikukur oleh perputaran asset.
Margin laba bersih (net profit margin) adalah seberapa besar keuntungan (setelah pajak) yang didapat perusahaan dibagi penjualan bersihnya. Sedangkan perputaran aset (asset turnover) dapat juga digunakan untuk mengukur produktivitas aset yang diinvestasikan dalam perusahaan, biasanya dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset. Sedangkan return on asset dapat diperoleh dari rumusan di bawah ini:
Keuntungan Bersih X Perputaran Asset = Return on Asset
KeuntunganBersih/PenjualanBersih X PenjualanBersih/TotalAset =
Keuntungan Bersih/TotalAset
Salah satu cara untuk menjelaskan keberhasilan keuangan dalam lingkup bisnis ritel adalah dengan memberi para pemilik modal perusahaan hasil atau pengembalian yang baik atas investasi mereka.
Meskipun ritel mengejar tujuan keuangan yang sama, ritel dapat menggunakan strategi yang berbeda dalam mencapai keuntungan tersebut.
Alur Keuntungan
Informasi yang digunakan untuk menganalisis alur keuntungan dapat berasal dari laporan laba rugi sebuah perusahaan ritel. Beberapa komponen utama dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
v  Penjualan bersih
Pemahaman penjualan bersih (net sales) dapat diketahui dari jumlah tolal rupiah yang diterima oleh ritel setelah dikurangi semua pembayaran kembali pada konsumen untuk barang-barang yang dikembalikan.
Penjualan bersih = Jumlah penjualan kotor - Retur penjualan - Potongan penjualan
Retur penjualan (sales return) mewakili nilai barang-barang yang dikembalikan konsumen karena barang-barangnya rusak, tidak sesuai, dan sebagainya. Penjualan bersih merupakan ukuran pengelolaan yang penting dalam bisnis ritel karena penjualan bersih menunjukkan tingkat kegiatan dari barang dagangan.
v  Margin laba kotor
Margin laba kotor (gross profit margin) adalah ukuran penting dalam binis ritel. Berikut adalah cara menghitungnya:
Margin laba kotor = Penjualan bersih – Harga pokok penjualan
Margin laba kotor juga diperoleh dari persentase penjualan bersih sehingga ritel dapat
membandingkan (1) pengelolaan dari berbagai tipe barang (antar kelompok barang dagangan) dan (2) pengelolaan barang dari satu riel dibandingkan dengan pengelolaan ritel-ritel lain.
v  Beban
Beban (expenses) adalah biaya yang terjadi dalam aktivitas normal yang dilakukan dalam bisnis untuk mendapatkan penghasilan. Beberapa beban dapat dikategorikan sebagai berikut:

Beban penjualan = Gaji staf penjualan + Komisi + Manfaat
Beban umum = Sewa + Utilitas + Beban lain-lain
Beban administrasi = Gaji semua karyawan selain tenaga penjualan + Beban operasi kantor +
Administrasi beban pembelian lain
Sedangkan beban operasi (operating expenses) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
menjalankan bisnis untuk memperoleh pendapatan. Satu kategori biaya pengeluaran adalah biaya biaya pengoperasian. Kedua adalah biaya modal, yaitu biaya untuk segala inventaris sampai
pembelian lokasi toko baru.
v  Keuntungan Bersih
Keuntungan bersih (net profit) adalah ukuran pengelolaan perusahaan keseluruhab. Keuntungan bersih dapat diperoleh sebelum atau sesudahpajak.
Keuntungan bersih = Margin kotor - Beban
Alur Perputaran
Informasi yang dapat digunakan untuk menganalisis alur perputaran (turnover path) perusahaan adalah pos-pos yang berasal dari neraca saldo, seperti asset, kewajiban, dan sebagainya. Aset atau aktiva (asset) adalah sumber-sumber ekonomi (seperti inventaris atau perlengkapan perlengkapan toko) yang dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan sebagai hasil transaksi atau peristiwa, sedangkan kewajiban (liabilities) adalah segala kewajiban perusahaan untuk membayar tunai atau sumber-sumber ekonomi lain sebagai hasil dari keuntungan-keuntungan masa lalu, sekarang, atau keuntungan masa depan.
Aktiva Lancar
Aktiva Lancar (current assets) adalah asset-aset yang bias diubah menjadi uang dalam waktu satu tahun.
Piutang usaha + Persediaan barang dagangan + Aktiva lancar lain + Kas = Aktiva Lancar
Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) ini penting bagi beberapa ritel. Contoh, investasi Wal-Mart pada uang yang diterima jauh lebih kecil dari pada Tiffany karena kecenderungan yang tinggi dari konsumen Wal-Mart untuk membayar tunai atau menggunakan kartu kredit pihak ketiga, seperti Visa atau MasterCard.
Persediaan Barang Dagangan
Persediaan barang dagangan (merchandise inventory) adalah sumber hidup ritel. Sebagai contoh, persediaan mencakup kira-kira 27,10 % dari total asset Wal-Mart dan 37,53% dari total asset Tiffany. Meskipun demikian, terdapat pengecualian yaitu pada ritel-ritel layanan seperti hotel, salon kecantikan, dan lain-lain yang biasanya tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit persediaan barang.
Kas dan Aktiva Lancar Lainnya
Kas terdiri atas uang tunai, simpanan dan rekening di bank, surat-surat berharga yang dapat diperjual belikan, dan piutang usaha, sedangkan aktiva lancar lainnya meliputi berbagai pengeluaranmaupun ongkos kirim yang belum dibayarkan oleh pelanggan.
Aktiva Tetap
Asset-saset tetap (fixed assets) adalah asset yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mengubahnya menjadi tunai. Dalam bisnis ritel, aktiva tetap biasanya terdiri atas bangunan, perabotan, dan peralatan.
Aktiva tetap = biaya perolean aktiva - depresiasi
Perputaran Aktiva
Perputaran aktiva (asset turn over) adalah ukuran pengelolaan keseluruhan dari bagian asset pada neraca saldo. Perputaran aktiva ini dapat digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan seberapa efektif para manajer menggunakan asset-asetnya.
Perputaran Aktiva = Penjualan Bersih / Totalaktiva
Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah utang-utang yang diharapkan dibayar paling tidak dalam jangka waktu satu tahun. Kewajiban yang paling penting adalah utang dagang, wesel bayar, dan utang utang lainnya.
ü  Utang dagang adalah tagihan yang terutang kepada pemasok untuk pembelian barang
           dagangan.
ü  Wesel bayar adalah bunga yang dipinjam ritel pada bank yang melebihi tanggal dan dapat
           dibayar kurang dari satu tahun.
ü  Utang-utang lainnya termasuk utang pajak, utang gaji, sewa, pemakaian, dan kewajiban - kewajiban
           lain yang belum terbayarkan.
ü  Kewajiban jangka panjang adalah utang=utang yang akan dibayar setelah satu tahun.
ü  Hak pemilik, juga disebut hak para pemegang saham, mewakili sejumlah asset pemilik
perusahaan ritel setelah semua kewajiban terpenuhi.

Dalam istialh akuntansi, hubungan tersebut dapat diperoleh dengan cara:
Hak para pemilik = Total aktiva - Total Kewajiban
Dengan demikian, pola keuntungan strategis mengabungkan dua rasio pengelolaan dari hasil pendapatan dan neraca saldo, batas keuntungan bersih dan hasil asset. Dengan mengalikan
perbandingan ini bersamaan, akan diperoleh pengembalian atas aktiva (return on assets).
POLA KEUNTUNGAN STRATEGIS
Sumber: Levy & Weitz
Pola keuntungan strategis sangat berguna bagi ritel karena pola ini menggabungkan dua bagian pengambilan keputusan - manajemen pembatasan dan manajemen asset, sehingga para manajer dapat meninjau hubungan antar manajemen tersebut. Pola keuntungan strategis juga dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak keuangan dari strategi baru sebelum strategi-strategi tersebut dilaksanakan.
Beberapa Indikator Keuangan dalam Ritel
Terdapat beberapa indicator yang dapat diguankan dalam mengukur kinerja keuangan dalam binis ritel antara lain:
1. Margin kotor
·         Persentase margin kotor
·         Analisi per kategori
·         Markdown / kerusakan
·         Persediaan barang
·         Margin kotor per meter persegi
2. Biaya Opersional toko sebagai persentase penjualan
·         Gaji: produktivitas per karyawan
·         Biaya sewa
·         Depresiasi
·         Listrik
·         Total Biaya operasi toko
3. Margin kontribusi
·         Selisih antara margin kotor dengan biaya operasional toko
·         Perbandingan antar toko dan rata-rata perusahaan.

Pengaturan Kinerja Tujuan
Pengaturan kinerja tujuan merupakan komponen penting dalam proses perencanaan strategis. Pengaturan kinerja tujuan meliputi (1) hasil kinerja yang sering kali dinyatakan dalam indeks yang dibandingkan dengan kemajuan yang dapat diukur, (2) kerangka waktu dimana tujuan harus dicapai, dan (3) sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengaturan kinerja tujuan dapat disusun dengan memerhatikan hal sebagai berikut:
Ø  Proses atas-bawah versus bawah-atas
Ø  Kemampuan untuk dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas)
Ø  Pengukuran pegelolaan
Ø  Jenis-jenis pengukuran
Ø  Audit penjualan
Ø  Kendali terhadap persediaan

4.ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RITEL
Bisnis ritel yang semakin pesat perkembangannya berimplikasi langsung pada kebutuhan SDM yang handal. Nanun SDM yang handal tidak datang dengan sendirinya. Dibutuhkan menejemen pengrekrutan dan pengelolaan ritel.
1. Bisnis Ritel Membutuhkan SDM yang Handal 
Ritel sebagai unit bisnis tentunya tidak terlepas dari kebutuhan akan sumber daya manusia. Mengingat karakteristik bisnis ritel, kenutuhan SDM tidak sedikit pada 2 atau 5 SDM saja. Kebutuhan bias mencapai ratusan atau bahkan ribuan SDM. Guna melakukan operasional bisnis ritel, dibutuhakn SDM yang handal. Sudah menjadi anggapan umum perusahaan bahwa Sumber Daya Manusia adalah asset termahal perusahaan.
Perusahaan memnag akan semakin bergantung dengan kemampuan sumber daya manusianya. Teknologi, strategi, modal, mesin, menejemen semuanya mengikuti sumber daya manusia bukan sekedar asset tapi juga pelan-pelan akan menjadi asset termahal sekaligus juga terpenting.
2. Sumber Daya Manusia Di Dalam Ritel
Berbagai posisi karir yang kita temuakan dalam sebuah bisnis ritel antara lain: pemilik ritel, pengelola ritel, pramuniaga, kasir, kepala gudang, purchase, menager, coustomer service. security, penata ruang (indoor dan outdoor), pemasok barang dagangan, manajer SDM, manajer keuangan, delivery service, drive dan sebagainya. Setiap kariyawan memainkan suatu peran yang penting dalam melaksanakan fungsi pekerjaan dengan baik.
Dalam pengelolaannya SDM memberikan kontribusi besar dalam peningkatkan kinerja dalam perusahaan. Sehingga ritel akan dapat keuntungan yang kompetitif dengan cara mengembangakan dan mengelola sumber daya dengan baik.
Manajemen sumber daya manusia sangat penting dalam bisnis ritel untuk berfokus pada masalah strategi dalam struktur organisasi.
Pengelolaan sumber daya manusia dalan ritel sangat menantang, karena pada dasarnya bisnis ritel sanagat berbeda dengan bisnis atau perusahaan pada umumnya. Ada beberapa ciri yang menjadi perbedaan yaitu :
1.      Jam kerja karyawan berbeda dengan perusahaan pada umumnya.
2.      Penekanan terhadap control biaya. Konstribusi biaya karyawan cukup besar pada total biaya took keseluruhan.
      3. Perubahan demografis pekerja.
3. Permasalahan Strategis Dalam Pengelolaan SDM Ritel
Manajemen sumber daya manusia / karyawan pada umumnya memiliki tantangan yang berbeda karena nilai-nilai kerja, system ekonomi, dan peraturan SDM ritel yaitu sebagai berikut :
1.      Bentuk struktur organisasi harus mampu membagi tanggung jawab dan otoritas dalam melaksanakan tugas pada bisnis unit beserta orang-orangnya.
2.      Harus mengkoordinasikan aktifitas berbagai depeartemen dan memotivasi karyawan untuk dapatbekerja ke arah keberhasilan perusahaan.
3.      Program yang digunakan untuk membangun komitmen dan mempertahankan nilai-nilai SDM.
Pengelolaan SDM
Dalam pelaksanaannya pengelolaan sumber daya manusia memerlukan perencanaan yang matang, hal ini didasarkan pada beberapa karakter yang harus dimiliki sebagai modal oleh para karyawan ritel, daiantaranya adalah :
1.      Memiliki ketrampilan analis. Kemampuan menyelesaikna masalah dan memiliki kemampuan numeric untuk menganalisis fakta dan data perencanaan, pengelolaan dan pengawasan.
2.      Memiliki kreatifitas.
3.      Mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
4.      Fleksibel
5.      Inisiatif
6.      Leadership.
7.      Mampu mengorganisasikan pekerjaan dan memerlukan prioritas.
8.      Berani mengambil resiki pekerjaan dengan pertimbangn, analisus yang akurat dan bertanggung jawab.
9.      Toleransi terhadap stress. Mampu bekerja di bawah tekanan karena dunia bisnis ini sangat cepay berubah dan penuh tantangan.
Tahapan Pengelolaan SDM
Dalam tahapan pengelolaan sumber daya manusia memerlukan seleksi, dan memerlukan tahapan yang harus dilalui :
ü  Rekrutmen. Merupakan gerbang awal yang sangat menentukan.
ü  Orientasi. Setiap organisasi memiliki budaya, susunan, prinsip dan nilai-nilai yang berbeda.
ü  Pelatihan. Pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan karyaean sehingga dapat terjadi peningkatan kinerja. Ada 2 macam pelatihan :
1.      Pelatihan ketramplan teknis. Ketrampilan yang diberikan untuk tampil melakukan suatu pekerjaan. Seperti ketrampikan computer pengunaan cash register pada kasir dll.
2.      Pelatihan antar pribadi. Adalah pelatihan ketrampilan berhubungan dengan sesame karyawan, atasan, bawahan, mitra usaha atau pelanggan.
ü  Pemberdayaan. Mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan dengan penngawasan.
ü  Continous improvement. Setiap hari harus lebih baik dari kemarin.
Membangun Komitmen Karyawan
Tantangan utama dalam penjualan eceran adalah untuk mengurangi tin gkat keluar masuk karyawan. Perputaran karyawan yang tinggi akan mengurangi penjualan (Karen kurang pengalaman, kurang pengetahuan akan barang dan kebijakan perusahaan sehingga tidak mampu berinteraksi secara efektif dengan konsumen) dan meningkat biaya (rekrutmen dari pelatihan membutuhkan biaya).
Beberapa pendekatan yang dilakukan oleh ritel untuk membangun komitmen tinmbal balik adalah :
1.      Meningkatkan ketrampilan
2.      memberdayakan karyawan
3.      Menciptakan hubungan kemitraan dalam karyawan.
Terdapat 3 aktifitas manajemen sumber daya manusia yang dapat membangin dan mengembangkan komitmen melalui hubungan kemitraan :
1.      Mengurangi perbedaan status antar karyawan.
2.      Memberikan peluang promosi untuk karyawan lama.
3.      Diberikan flextime (system penjadwalan pekerjaan yang memungkinkan karyawan memilih waktu kerja) dan job sharing (dua karyawan secara sukarela bertanggung jawab atas pekerjaan).
Berbagai pilihan struktur organisasi adalah sebagai berikut: Struktur organisasi fungsional, struktur organisai berdasarkan produk, struktur organisasi berdasarkan geografis dan struktur organisai kombinasi.

4.      LAYOUT
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat.
Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan. Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana personelnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam perusahaan.
Dalam semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara mencapai:
1. Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja.
2. Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.
3. Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik
4. Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen.
5. Peningkatan fleksibilitas.
Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagi sesuatu yang dinamis dan punya fleksibilitas.
Tipe Layout
Ada enam pendekatan layout yang akan dibahas dalam topik ini yaitu:
      1. Layout dengan posisi tetap, biasanya untuk proyek besar yang memerlukan
tempat luas seperti pembuatan jalan layang maupun gedung.
      2. Layout berorientasi pada proses, untuk produksi dengan volume rendah dan
variasi tinggi disebut juga “job shop”
      3. Layout perkantoran, bagaiman menempatkan tenaga kerja, peralatan kantor, dan
ruangan kantor yang melancarkan aliran informasi.
      4. Ritel layout, penempatan rak dan pemberian tanggapan atas perilaku konsumen.
      5. Layout gudang, mengefisienkan ruang penyimpanan dan system penanganan
bahan dengan memperhatrikan kelebihan dan kekurangannya.
      6. Layout berorientasi produk, Pemanfaatan tenaga kerja, mesin yang terbaik
dalam produksi yang kontinyu atau berulang.
Agar dapat menetapkan layout yang efektif maka perlu menetapkan beberapa
hal diantaranya adalah:
      1. Peralatan penanganan bahan
      2. Kapasitas dan persyaratan luas ruangan
      3. Lingkungan hidup dan estetika
      4. Aliran informasi
      5. Biaya perpindahan antar wilayah kerja yang berbeda
Layout Posisi Tetap (FIXED POSITION LAYOUT)
Masalah yang dihadapi dalam layout posisi tetap adalah bagaimana mengatasi kebutuhan layout proyek yang tidak berpindah atau proyek yang menyita tempat yang luas (seperti pembuatan jalan layang, gedung). Teknik untuk mengatasi layout posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu:
1. Tempatnya yang terbatas pada semua lokasi produksi.
2. Setiap tahapan berbedapada proses produksi dan kebutuhan bahan sehingga banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek.
3. Volume bahan yang dibutuhkan sangat dinamis. Karena permasalahan pada layout posisi tetap sulit diselesaikan pada lokasi maka strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek ada hal-hal yang dikerjakan diluar lokasi, misalnya pada proyek pembuatan jalan laying maka pembuatan konstruksi besi dilakukan di luar lokasi setelah jadi tinggal melakukan penanamannya di lokasi proyek.
Layout Berorientasi Proses (PROCESS ORIENTED LAYOUT)
Adalah sebuah layout yang berkaitan dengan proses produksi bervolume rendah dan variasi tinggi. Layout jenis ini marupakan cara tradisional untuk mendukung strategi diferensiasi produk, layout jenis ini adalah yang paling tepat untuk pembuatan produk yang melayani konsumen dengan kebutuhan berbeda-beda. Pada proses yang disebut “job shop” setiap produk dalam kelompok kecil melalui urutan operasi yang berbeda, tiap produk atau pesanan yang sedikit diproduksi dengan memindahkannya dari satu departemen ke departemen lain dalam urutan yang tertentu dari tiap produk. Contoh yang tepat adalah pada rumah sakit atu klinik.
Kelebihan utama dari layout ioni adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sehingga dengan demikian apabila terjadi permasalahan pada suatu mesin, pekerjaan tidak perlu berhenti dan dapat dialihkan pada mesin lain atau departemen yang sama. Layout ini juga sangat baik diterapkan pada produksi komponen dalam batch kecil atau disebut “job lot” dan untuk produksi komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.
Kelemahan layout ini ada pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Waktu produksi jadi lama karena butuh waktu lama untuk berpindah dalam sistem karena sulitnya penjadwalan, perubahan penyetelan mesin, keunikan penanganan bahan. Lagipula peralatan yang mempunyai keguanaan umum membutuhkan operator yang trampil dan persediaan barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena ketidakseimbangan proses produksi. Pada akhirnya kebutuhan modal akan semakin banyak.

Layout Perkantoran (OFFICE LAYOUT)
Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada kepentingan informasi, namun demikian pada beberapa lingkungan kantor , produksi sangat tergantung pada aliran bahan. Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa digram hubungan (relationship chart) seperti yang dicontohkan di bawah ini. Contoh: Suatu kantor memiliki 9 ruangan yaitu untuk:
1. Direktur
2. Direktur teknologi
3. Ruang para insinyur
4. Sekretaris
5. Pintu masuk kantor
6. Pusat arsio
7. Lemari peralatan
8. Peralatan fotokopi
9 Gudang
Penempatan satu ruang dengan ruang lainnya dilakukan dengan cara memberikan nilai yaitu:
ü  Nilai Kedekatan
ü  A Absolutely necessary (Sangat perlu)
ü  E Especially important (Sangat penting)
ü  I Important (Penting)
ü  Ordinary Ok BOLEH)
ü  U Unimportant (Tidak penting)
ü  X Not desirable (Tidak perlu)
Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, LAPTOP PDA menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan memindahkan informasi secara elektronik.
2. Virtual company menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa. Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit berada di kantor.

Layout Usaha Eceran (RITEL LAYOUT)
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pad aide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melakukan pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi beragam produk dalam toko.
Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
1. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
2. Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai nilai
keuntungan besarseperti kosmetika, asesories.
3. Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para pengunjung
berbelanyja, pada kedua sisilorong cdan letakkan secar tewrsebar untuk bisa
dilihat lebih banyak konsumen.
4. Gunakan lokasi ujung loronhg karena memiliki tingkat pertontonan yang tinggi
5. Sampaikan misi totko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian pertama
bagi konsumen.
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu Biaya Slotting (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket. Disamping itu ada juga pertimbangan-pertimbangan lain yang disebut dengan “servic escapes” yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
1.      Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan
2.      Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi
3.      Tanda-tanda, simbul dan patung

Layout Gudang (WAREHOUSE LAYOUT)
Merupakan sebuah disain yang mencoba meminimalkan biaya total dengan mencapai paduan yang terbaik antara luas ruang dan penanganan bahan. Manajemen bertugas mamaksimalkan tiap unit luas gudang yaitu mamanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Yang mana biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan transportasi bahng yang masuk, penyimpanan dan bahan keluar meliputi; peralatan, tenaga kerja, bahn, biaya pengawasan, asuransi, penyusutan. Layout gudang yang efektif meminimalkan kerusakan bahan di gudang.
Manajemen gudang yang modern marupakan suatu prosedur yang otromatis yang menggunakan ASRS (Automated Stirage Retrieval System). Ada tiga konsep yang dikenal dalam layout gudang yaitu:
1. Cross Docking
Adalah cara menghindari penempatan bahan atau pasokan dalanm gudang dengan cara memproses secara langsung disaat diterima. Hal ini dilakukan untuk menghindari aktivitas penerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan pemilihan pesanan sehingga terjadi penghematan biaya.
Cross Docking yang baik membutuhkan :
- penjadwalan yang ketat.
- Pengiriman yang diterima memiliki identifikasi produk yang akurat
dengan kode garis.
2. Random Stocking.
Digunakan di gudang untuk menempatkan persediaan dimana terdapat lokasi yang terbuka. Teknik ini berarti bahwa ruangan tidak perelu dikhususkan untuk barang-barang tertentu dan fasilitas dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Sistim ini jika terkomputerisasi maka akan meliputi tugas-tugas:
- Membuat daftar lokasi yang “terbuka”
- Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juaga lokasinya.
- Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk meminimalkan waktu perjalanan yang      
  dibutuhkan untuk menjemput pesanan.
- Memadukan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan
- Menugaskan barang atau sekumpilan barang tertentu pada wilayah gudang yang tertentu
  sehingga jarak tempuh total dalam gudang dapat dimimalkan.
3. Customizing
Merupakan penggunaan gudang untuk menambahkan nilai produk melalui modifikasi, perbaikan, pelabelan dan pengepakan.Cara ini biasanya berguna untuk menghasilkan keunggulan bersaing dal;am pasar dimana terdapat perubahan produk yang sangat cepat. Cara ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan dengan misalkan penyediaan label pada usaha eceran sehingga barang dapat langsung dipajang.

Layout Berorientasi Produk (PRODUCT ORIENTASI LAYOUT)
Layout ini disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan variasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinyu. Asumsi yang digunakan adalah:
1. Volume yang ada mencukupi untuk pemanfaatan peralatan yang tinggi.
2. Permintaan produk stabil.
3. Produk distandarisasi atau mendekati fase siklus hidupnya.
4. Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dengan kualitas standar.
Dalam layout ini ada dua jenis yaitu:
1. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil. Lini ini dipacu oleh mesin dan membutuhkan perubahan mekanis dan rekayasa untuk membuat keseimbangan.
2. Lini perakitan (assembly line) meletakkan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Lini ini dipacu oleh tugas yang diberikan kepada tanaga kerja atau pada stasiun kerja.
Keuntungan layout ini adalah:
1. Biaya variabel per unit rendah yang biasanya dikaitkan dengan produk yang terstandardisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan rendah.
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah
5. Hasil output yang lebih cepat.
Kelemahan layout ini adalah
1. Butuh volume tinggi karena modalnyaa besar.
2. Jika ada penghentian pada satu bagian akan berakibat pada seluruh operasi.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi berbeda.



STRATEGI LAYOUT
Menetapkan suatu layaout yang akan digunakan oleh suatu perusahaan harus juga mempertimbangkan berbagai keputusan operasional yang telah dibuat sebelumnya. Keputusan operasional yang berkaitadengan layout dintaranya adalah desain produk, lokasi, proses maupun kapasitas perusahaan. Strategi layout secara umum bertujuan agar perusahaan dapat melakukan pengaturan tenaga kerja, ruang yang tersedia, peralatan atau fasilitas yang digunakan sehingga segala macam aliran yang ada diperusahaan baik berupa informasi maupun bahan dapat berjalan secara efektif dan fisien.
Layout yang efektif akan dapat menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat. Modul ini akan membahas mengenai strategi layout yang akan dibagi menjadi 2 (dua) topik, yang terdiri atas:
1) Topik kesebelas akan membahas tentang tipe strategi layout.
2) Topik keduabelas akan membahas tentang konsep perhitungan untuk beberapa strategi layout
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik
1. Lingkungan masyarakat
2. Sumber alam
3. Tenaga kerja
4. Transportasi
5. Pembangkit tenaga listrik
6. Tanah untuk ekspansi 
Metode Pemilihan Lokasi Pabrik.
1. Metode kuantitatif : adalah menilai secara kuantitatif baik buruknya suatu daerah untuk pabrik sehubungan dengan faktor-faktor yang terdapat didaerah tersebut, sehingga perusahaan dapat membandingkan keadaan daerah satu dengan daerah lain.
2. Metode kualitatif : adalah konsep biaya tetap dan biaya variabel dari lokasi yang berbeda dapat menciptakan hubungan antara biaya dan volume produksi yang berlaku bagi masing-masing lokasi.
3. Metode transportasi : adalah suatu alat untuk memecahkan masalah yang menyangkut pengiriman barang, dari suatu tempat ke tempat yang lain.  
Tujuan transportasi adalah dari mana dan berapa jumlah yang harus didistribusikan pada masing-masing lokasi, sehingga biaya distribusi minimum. 
Perencanaan Layout adalah perencanaan dari kombinasi yang optimal antara fasilitas produksi serta semua peralatan dan fasilitas terlaksananya proses produksi. 
Tujuan Pelaksanaan Layout adalah untuk mendapatkan kombinasi yang paling optimal antara fasilitas-fasiltas produksi. 
Layout Diperlukan Dalam Perusahaan Karena :
1. Adanya perubahan desain produk
2. Adanya produk baru
3. adanya perubahan volume permintaan
4. Lingkungan kerja yang tidak memuaskan
5. Fasilitas produksi yang ketinggalan jaman
6. Penghematan biaya
7. Adanya kecelakaan dalam proses produksi
8. Pemindahan lokasi pasar/konsentrasi terhadap pasar 
Kriteria Penyusunan Layout :
1. Jarak angkut yang minimum
2. Penggunaan ruang yang efektif
3. Keselamatan barang-barang yang diangkut
4. Fleksibel
5. Kemungkinan ekspansi masa depan
6. Biaya diusahakan serendah mungkin
7. Aliran material yang baik 
Langkah-Langkah Perencanaan Layout :
1. Melihat perencanaan produk yang menunjukkan fungsi-fungsi dimiliki produksi tersebut
2. Menentukan perlengkapan yang akan dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya.
3. Analisa dan keseimbangan urutan pekerjaan, flow casting dan penyusunan diagram blok daripada layout.  

Klasifikasi Perencanaan Layout
1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang ada
2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang baru
3. Merubah susunan layout karena adanya perubahan fasilitas produksi
4. Pembangunan pabrik baru 
Macam – Macam Layout
1. Produk layout  
adalah berurutan sesuai dengan jalannya proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi.
2. Proses layout  
Adalah kesamaan proses atau kesamaan pekerjaan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam ruang tertentu.
3. Fixed position (layout kelompok)   
Adalah susunan komponen untuk proses produksi diletakkan didekat tempat proses produksi dilaksanakan.
4.  Material handling  
Adalah ilmu untuk memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan-bahan dalam segala bentuk. 
Prinsip dasar penyusunan layout.
1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi, tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu organisasi yang besar.
2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja yang menyenangkan.
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, kebutuhan konsumen.
Untuk menjaga fleksibilitas, diadakan penyesuaian kembali (relayout), yaitu suatu perubahan kecil dalam suatu penataan ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan desain produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit saja tidak akan mengganggu proses produksi.
Sasaran layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Fasilitas produksi disini dapat berupa Mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan alat pengawasan. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi didalam pabrik.
Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi barang atau jasa yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah :
1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan
4. Keterandalan dan purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan
6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.
Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban dan terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain faktor pemilihan mesin, juga harus dipertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan lain didasarkan pada aspek ternis dan ekonomis.
Dalam pembelian jumlah mesin, dipertimbangkan :
1. Jumlah produksi yang direncanakan
2. Perkiraan jumlah produk cacat pada setiap proses produksi
3. Waktu kerja standard setiap unit produk dan jam operasi mesin.      
Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Mesin yang bersifat umum/serbaguna, mesin-mesin ini dapat digunakan untuk mengerjakan pelbagai macam pekerjaan. Misalnya mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu.
2. Mesin yang bersifat khusus, yaitu mesin-mesin yang penggunaannya hanya satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula pasir.
Pada prakteknya sering kita jumpai perusahaan mengkombinasikan kedua jenis mesin tersebut, hal ini bertujuan agar dapat dicapai efisiensi dan efektifitas penggunaan mesin. Dasar pengaturan layout atau cara pengaturan rencana tata letak pabrik adalah :
1. Layout proses
Layout proses atau layout fungsional adalah penyusunan layout dimana alat yang sejenis atau yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama. Model ini cocok untuk discret production dan bila proses produksi tidak baku, yaitu jika perusahaan membuat berbagai jenis produk yang berbeda atau suatu produk dasar yang diproduksi dalam berbagai macam variasi. Atas dasar proses, terlebih dahulu ditentukan jenis produk, tipe manufacturing, dan karakter peralatan produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai karakter serupa dikelompokkan menjadi satu, contoh pemakaian layout ini adalah untuk pergudangan, rumah sakit, universitas, dan perkantoran.
Keuntungan dari layout proses adalah :
• Memungkinkan utilitas mesin yang tinggi
• Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multiguna sehingga dapat dengan cepat  
  mengikuti perubahan jenis produksi.
• Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin
• Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan
• Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi peralatan
• Memungkinkan spesialisasi supervise
Kelemahan dari layout proses adalah :
• Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang beragam dan tidak dapat digunakannya ban berjalan
• Pengawasan produksi yang lebih sulit
• Meningkatnya persediaan barang dalam proses
• Total waktu produksi per unit yang lebih lama
• Memerlukan skill yang lebih tinggi
• Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, Karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali
2. Layout produk
Layout produk dipilih apabila proses produksinya telah distandarisasikan dan berproduksi dalam jumlah besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang sama sejak dari awal sampai akhir. Penyusunan bagian diatur sedemikian rupa sehingga dari bagian tersebut dapat dihasilkan suatu jenis produk tertentu.. Atas dasar produk, terlebih dahulu ditentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan pada produk yang akan dihasilkan.
Pengaturan tata letak fasilitas pabrik seperti mesin, tidak memandang tipenya dan penempatannya sesuai dengan urutan dari satu proses ke proses yang lain. Contoh : tempat cuci mobil otomatis, kafetaria, atau perakitan mobil.
Keuntungan dari model layout produk adalah sebagai berikut :
• Aliran material yang simple dan langsung
• Persediaan barang dalam proses yang rendah
• Total waktu produksi per unit yang rendah
• Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi
• Kebutuhan material handling yang rendah
• Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis
• Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu
• Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwalkan dengan lebih mudah
Kelemahan dari model layout produk adalah :
• Kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi
• Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya layout yang bersangkutan
• Apabila terdapat bottle neck dapat mempengaruhi proses keseluruhan
• Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar
• Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan
Dengan adanya sasaran yang akan dicapai dari layout suatu pabrik maka dengan sendirinya kita dapat memperoleh manfaat dari adanya perencanaan layout pabrik. Manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan lancar, yang berimbas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga kerja serta mesin minimum.
2. Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan waktu antara mesin yang satu dengan mesil lainnya, selain itu juga dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu tunggu.
3. Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses yang satu dengan yang berikutnya.
4. Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses, dan jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.
5. Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara operasi yang satu dengan yang lain.
6. Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman  , nyaman, tertib, dan rapi, mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.
8. Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).
Perencanaan Layout
Layout adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien.
Mengapa harus melakukan penataan layout ???
ü  guna mencapai efisiensi
ü  karena adanya high cost dalam kegiatan operasi perusahaan
ü  menghindari/mengurangi terjadinya bottleneck
ü  mencegah terjadinya kecelakaan dalam kegiatan operasi perusahaan
ü  dalam rangka memperkenalkan produk baru
ü  perubahan desain
Apa saja tujuannya ???
·         memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
·         meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
·         agar aliran dan produk menjadi lancar
·         memaksimumkan hasil daripada produksi
·         menghindari hambatan operasi & tempat yang terlalu padat dalam kegiatan operasi produksi khususnya, dan operasi umumnya
·         memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar
Tipe-tipe Layout
Ø  Process Layouts - Mengelompokan sumber daya - sumber daya yang sama.
Ø  Product Layouts - Didesain untuk memproduksi efisiensi produk yang spesifik
Ø  Hybrid Layouts - Mengkombinasikan aspek-aspek dari process layouts dan juga product layouts.
Ø  Fixed-Position Layouts - Untuk sesuatu yang terlalu besar untuk bergerak.
Dasar Penetapan Layout
1.      Project (fixed position) Layout.
·         digunakan untuk proyek yang mana produknya susah untuk dipindahkan.
·         perlengkapan, peralatan, bahan baku, pekerja dan sumber daya lainnya dibawa menuju tempat produksi.
2.      Process Layout (functional layout).
·         aktifitas yang serupa disatukan ke dalam satu departement atau pusat kerja berdasarkan pada proses yang dilakukan.
·         digunakan pada operasi yang hanya sebentar-sebentar atau usaha jasa (high variety, low volume).
·         contoh : departement store, rumah sakit
·         keunggulan : flexibility
·         kelemahan : tidak efisien
3.      Product Layout (assembly lines).
·         mengatur aktifitas pada jalurnya berdasarkan pada rangkaian/urutan dari kegiatan operasi untuk produk/jasa yang khusus.
·         cocok untuk produksi massal atau operasi/proses yang kontinu (yang mana permintaan stabil dan volume tinggi).
·         keunggulan : efisien, dan mudah diterapkan
·         kelemahan : tidak fleksibel (terhadap desain produk dan perubahan permintaan)
Tipe Product Layout
Ø  Lini Pembuatan (Fabrication Line).
·         membuat komponen
·         menggunakan mesin-mesin yang terangkai
·         proses yang berulang
·         melangkah sesuai/berdasarkan mesin
·         diimbangi dengan perancangan ulang secara fisik
Ø  Lini Perakitan (Assembly Line).
·         merakit bagian-bagian yang berasal dari tempat pembuatan komponen
·         menggunakan workstation
·          proses yang berulang
·         melangkah sesuai atau berdasarkan tugas
·         diimbangi dengan yang ditugaskan.














DAFTAR PUSTAKA

Bob Foster. 2008. “Manajemen Ritel”. Alfabeta, Bandung
Levy & Weitz, 2001.Retailing Management, 4th edition. New York: Mc.Graw Hill, Irwin.
Utami. Christina Widya. 2006. “Manajemen Ritel ”, Jakarta : salemba Empat